PT Pegadaian (Persero) tengah melakukan persiapan dalam rencananya untuk menggelar initial public offering (IPO) pada tahun 2020, termasuk menunggu restu dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Keuangan dan Perencanaan Startegi Pegadaian, Ninis Kesuma Adriani, mengaku telah berkoordinasi secara informal dengan Kementerian BUMN untuk membicarakan rencana tersebut, sambil menyiapkan transformasi Pegadaian.
“Persiapan yang kami lakukan dengan menjalankan transformasi untuk menjadikan Pegadaian sebagai perusahaan keuangan bernilai tinggi dan agen inklusi keuangan melalui penerapan strategi-strategi perusahaan,” kata Ninis, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (14/11/2018).
Ninis menambahkan, alasan Pegadaian menjadi perusahaan terbuka bukan hanya soal mencari pendanaan baru, tetapi juga bisa menerapkan manajemen perusahaan yang lebih profesional dan transparan.
Pegadaian memang tengah berbenah untuk bisa melakukan IPO pada 2020, dengan melakukan transformasi perusahaan, menyiapkan tim organisasi dan manajemen proyek agar memiliki sumber daya manusia (SDM) dan sistem yang kuat.
Upaya IPO ini, sejalan dengan kinerja Perseroan di bisnis emas yang terus berkilau, di mana realisasi penjualan emas Pegadaian tumbuh pesat tahun ini.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo, mengatakan, hingga September 2018, penjualan emas Pegadaian mencapai 2,8 ton, atau telah memenuhi 67% dari target tahun ini sebanyak 4,2 ton.
“Kami optimstis Pegadaian bisa mencapai target penjualan emas sebanyak 4,2 ton di tahun ini. Walaupun kondisi cukup menatang dari harga emas yang fluktuatif dan pengaruh kondisi makro ekonomi, tapi kami tidak mengubah target,” kata Harianto, dalam keterangannya yang dilansir dari Kontan.co.id, Rabu (14/11/2018).
Harianto menambahkan, Pegadaian menyediakan beragam produk investasi emas seperti Mulia, Tabungan Emas dan Konsinyasi Emas. Dari ketiganya, Mulia dan Tabungan Emas masih berkontribusi besar bagi pemasukan Pegadaian.
“Tahun lalu tabungan emas kontribusinya 10%-15%, tapi sekarang tabungan emas berkontribusi 51% dan penjualan emas batangan fisik 49%,” tambahnya.
Sementara itu, Pegadaian pun telah melakukan pemisahan atau spin off unit usaha perdagangan emas sejak 27 Agustus 2018. Dari pemisahan itu, Perseroan membuka Pegadaian Galeri 24, yang khusus menjalankan perdagangan emas. Sedangkan induk perusahaan hanya fokus menjalankan pembiayaan melalui gadai emas.(DD)