PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp13,04 triliun atau setara dengan Rp 106,74 per saham. Rasio dividen BRI yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ini, setara dengan 45% dari total laba BRI sepanjang 2017 atau naik 5% dari tahun sebelumnya yang sebesar 40%.
“Pembagian dividen telah memperhitungkan kecukupan modal perseroan dan masih sehatnya kondisi perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama Bank BRI Suprajarto, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Jumat (23/3/2018).
Dividen BRI untuk laba 2017 ini didorong oleh laba bank sepanjang 2017 sebesar Rp29,04 triliun atau mengalami kenaikan 10,7% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan laba ini didorong oleh pertumbuhan bisnis UMKM dan KUR yang cukup tinggi.
Selain pembagian dividen, dalam RUPST juga diputuskan penetapan remunerasi mulai dari gaji, fasilitas, dan tunjangan Tahun Buku 2018 serta tantiem untuk Tahun Buku 2017 bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasikan, serta laporan keuangan pelaksanaan program kemitraan dan program bina lingkungan tahun 2018.
“RUPST 2018 juga menyetujui perubahan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan serta perubahan nomenklatur jabatan Direksi Perseroan,” kata Suprajarto, seperti dikutip Koran-Sindo.com, Jumat (23/3/2018).
Menurutnya, sepanjang tahun 2017 lalu, BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp29,04 triliun atau tumbuh 10,7% dibandingkan dengan tahun lalu. Suprajarto mengatakan, kinerja laba tersebut didukung penyaluran kredit Perseroan yang tumbuh double digit dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Tercatat penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp739,3 triliun atau tumbuh 11,4% dibandingkan dengan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp663,4 triliun. Perseroan berharap tahun ini dapat menumbuhkan angka penyaluran kredit di level double digit.
“Kami optimistis, tahun 2018 ini mampu tumbuh 10-12% dengan fokus utama pemberdayaan UMKM sehingga BRI mampu menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tandas Suprajarto.(DD)