PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil mempertahankan kinerja positifnya dengan membukukan laba bersih di kuartal III/2018 yang tercatat naik 20%. Perseroan tercatat berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18,1 triliun.
“Pertumbuhan laba itu di dorong oleh pertumbuhan fee based income sebesar 11,4% dan meningkatnya net interest income 4,2%,” kata Wakil Direktur Utama BankMandiri, Sulaiman Arif Arianto, dalam keterangan yang dilansir Detik.com, Rabu (17/10/2018).
Pada triwulan III/2018 sinyal positif Bank Mandiri masih menunjukkan peningkatan. di mana kredit tumbuh 13,8% menjadi Rp781,1 triliun. Hal ini mendorong perhimpunan aset menjadi Rp1.173,6 triliun.
Sementara pertumbuhan kredit terjadi hampir di seluruh segmen, di antaranya disumbangkan oleh segmen korporasi besar sebesar 27,6% dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 27,1% menjadi Rp301,4 triliun dan Rp97,5 triliun.
Sulaiman menambahkan, bisnis Bank Mandiri senantiasa berorientasi pada penciptaan nilai tambah, di mana komposisi portofolio kredit produktif pada September 2018 mencapai sebesar 77,5% dari total kredit, dan hanya 22,5% yang bersifat konsumtif. Rinciannya, penyaluran kredit investasi naik 12,4% menjadi Rp212,1 dan kredit modal kerja naik 10,5% menjadi Rp318,6 triliun.
“Sebagai bank BUMN, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program strategis Pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan,” ujar Sulaiman, seperti dikutip Kumparan.com, Rabu (17/10/2018).
Dukungan tersebut terlihat pada penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp13,45 triliun hingga September 2018 kepada 201.235 debitur, atau telah mencapai 76,6% dari target Rp17,56 triliun. Sejak pertama kali disalurkan hingga September 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp61,79 triliun triliun kepada lebih dari 1,19 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Berdasarkan arahan Kemenko Perekonomian pada Juli lalu, memang target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini di tambah menjadi Rp17,56 triliun, sesuai harapan Perseroan untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar lagi kepada masyarakat. Kami optimis dapat memenuhi mandat baru itu, seiring keberhasilan kami memenuhi target awal Kementerian, per September kemarin,” papar Sulaiman.
Sulaiman juga mengungkapkan, Bank Mandiri terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent, baik di segmen Wholesale dan Retail.
“Pada triwulan III-2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp535,8 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,46%, dana murah tersebut meningkat 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu di topang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp23,8 triliun menjadi Rp331,6 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp19,4 triliun menjadi Rp204,2 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,50%,” tandas Sulaiman.(DD)