PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba bersih pada kuartal I-2018 sebesar Rp5,5 triliun atau naik 10,4% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih sebesar 13,5% yoy menjadi Rp3,8 triliun dan kenaikan biaya operasional yang bisa dijaga di angka Rp7,5 triliun atau naik 8,7% yoy.
Dari sisi fungsi intermediasi, pada kuartal I-2018, BCA mencatat pertumbuhan kredit 15% yoy menjadi Rp470,1 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh sektor korporasi yang naik 17,6%.
Kemudian sektor kredit komersial dan UKM yang tumbuh 14,4% yoy. Sektor konsumer pada kuartal I-2018 tumbuh 12% yoy. Dari sisi NPL, BCA berhasil menjaga di angka 1,5% atau relatif tetap dibanding periode sama sebelumnya. Seiring dengan kenaikan kinerja ini, total aset BCA naik 10,2% yoy menjadi Rp759,8 triliun.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmaja, mengatakan Perseroan optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. “BCA secara konsisten beradaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dan perubahan perilaku nasabah,” kata Jahja, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (23/4/2018).
Sementara itu, portofolio penyaluran kredit Bank BCA bersama para entitas anak pada Januari hingga Maret tercatat meningkat 15,0% yoy menjadi Rp470 triliun. Bila diperinci berdasarkan segmen usahanya, kredit korporasi BCA meningkat 17,6% yoy menjadi Rp179,4 triliun, sedangkan kredit komersial dan UKM naik 14,4% yoy menjadi Rp166,7 triliun.
Adapun, segmen kredit konsumer tumbuh 12,0% yoy menjadi Rp123,9 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) naik 10,6% yoy menjadi Rp71,9 triliun, diikuti dengan kredit kendaraan bermotor yang naik 14,6% yoy menjadi Rp40,2 triliun. Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tercatat tumbuh 12,3% yoy menjadi sebesar Rp11,8 triliun.
Kenaikan kredit tersebut diikuti dengan upaya menjaga kualitas kredit dan pembiayaan dengan posisi rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5%. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 183,6%.
“BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat dengan rasio kredit terhadap pendanaan atau LFR (loan to funding ratio) sebesar 77,9% dan rasio kecukupan modal atau CAR (capital adequacy ratio) sebesar 23,6%,” ujar Jahja, seperti dikutip Bisnis.com, Senin (23/4/2018).
Adapun dana deposito tumbuh 2,1% yoy menjadi Rp132,5 triliun. Secara total, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BCA per akhir Maret mencapai Rp583,5 triliun, tumbuh 9,0% yoy.(DD)