Melebihi Target, Petrosea Bukukan Pendapatan Sebesar US$92,5 Juta di Kuartal-I 2018

ilustrasi
Lokasi pengolahan produk batubara milik Petrosea | Dok. Petrosea

PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan kinerja melebihi target di sepanjang kuartal-I 2018, di mana pada kuartal pertama 2018, Perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar US$92,5 juta. Angka tersebut melebihi target yang ditentukan, yaitu senilai US$89,5 juta. Adapun laba bersih tercatat sebesar US$1,5 juta per Maret 2018.

Presiden Direktur PTRO, Hanifa Indradjaya mengatakan, pencapaian kuartal-I 2018 didukung oleh dua kontrak baru yang di teken pada awal tahun ini. PTRO diketahui telah menandatangani perubahan dan perpanjangan kontrak baru dengan dua mitra, yaitu PT Indonesia Pratama dan PT Kideco Jaya Agung.

Backlog atau kontrak jangka panjang Perusahaan menjadi sebesar US$1,012 hingga akhir Maret 2018 akibat dua perpanjangan kontrak tersebut,” jelas Hanif, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (16/4/2018).

Sementara itu, Perusahaan juga baru saja membagikan dividen final dengan tunai sebesar US$4,50 juta, atau 54,68% dari total laba bersih Perusahaan. Pada 2017, pendapatan Perusahaan tercatat mencapai US$259,87 juta. Nilai itu meningkat 24,12% year-on-year (yoy) dari 2016 sebesar US$209,37 juta.

Laba tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$8,23 juta. Raihan laba bersih itu naik signifikan dari posisi rugi bersih pada 2016 sejumlah US$7,93 juta.

Terkait dengan perpanjangan kontrak baru, Hanif menjelaskan bahwa kontrak dengan Indonesia Pratama yang ditandatangani pada Januari 2017 memiliki durasi 4 tahun dengan nilai US$391,6 juta atau setara dengan Rp5,28 triliun. Selama jangka waktu kontrak, Petrosea diharapkan menghasilkan pengupasan batu bara sejumlah 185,2 juta bank cubic meter (BCM).

Adapun, kontrak dengan Kideco yang ditandatangani pada Maret 2018 memiliki durasi 5 tahun. Nilai kontrak US$356,8 juta atau setara dengan Rp4,84 triliun.

Sepanjang durasi kontrak, PTRO diharapkan memproduksi lapisan tanah penutup sebesar 164 juta BCM dan 38,5 juta ton batu bara. Petrosea dan Kideco adalah anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY).

“Kontrak-kontrak ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja Petrosea dalam tahun-tahun mendatang,” ujar Hanif, seperti dikutip Bisnis.com, Senin (16/4/2018).

Hanif menyampaikan, selain dua kontrak tersebut, perusahaan masih memiliki kontrak dengan PT Freeport Indonesia dan PT Maruwai Coal untuk bidang rekayasa dan konstruksi. Di lini bisnis jasa logistik dan pendukung migas, PTRO mengantongi kontrak dengan BP Berau Ltd, di Sorong.(DD)