PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng, berhasil mencatatkan keuntungan atau laba yang mencapai Rp1,97 triliun di sepanjnag 2018. Jumlah ini lebih besar dibanding target dari rencana bisnis yang sebelumnya ditetapkan Bank Jateng pada tahun 2018, yakni Rp1,73 triliun.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno, dalam keterangannya yang dilansir Solopos.com, Minggu (30/12/2018). “Alhamdulillah, dengan capaian itu (laba Rp1,97 triliun) kita menjadi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) terbesar kedua tingkat nasional,” tutur Supriyatno.
Selain mencatatkan laba yang cukup besar, bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah ini juga mengalami peningkatan nilai aset yang cukup signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Jika pada 2013, aset Bank Jateng hanya mencapai Rp30,70 triliun, maka hingga Desember 2018, asetnya bertambah dua kali lipat menjadi Rp68,81 triliun.
“Disamping itu, pertumbuhan dana kredit selama lima tahun terakhir juga tumbuh di kisaran 16% atau lebih tinggi dibanding BPD-BPD (Bank Pembangunan Daerah) lain,” imbuh pria yang akrab disapa Nano ini.
Tak hanya fokus dalam mencari keuntungan, Bank Jateng juga aktif dalam menyalurkan bantuan sosial dalam program Corporate Social Responsibility (CSR). Sepanjang 2018, total dana yang digelontorkan Bank Jateng untuk program CSR mencapai Rp19,03 miliar.
“Harapan kita tentu porsi dana CSR yang disalurkan pada tahun depan lebih besar. Agar bisa memberikan porsi dana yang lebih besar, tentu keuangan kita juga harus lebih sehat,” terang Nano.
Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, selaku pemegang saham, menyambut baik terobosan unik Bank Jateng dalam penyaluran CSR-nya. Menurutnya, kran penyaluran CSR tersebut bisa dibuka lebar dengan kata kunci kemakmuran rakyat. Dengan syarat pengajuan dan lolos verifikasi serta inline dengan program Pemerintah.
“Yang penting tidak untuk kepentingan pribadi hura-hura yang dinikmati sendiri, itu dihilangkan lah yang menikmati ya harus masyarakat. Proses mereka mengusulkan diverifikasi dan inline dengan program, sehingga CSR akan mendukung program Pemerintah, Pemprov, Pemkab ataupun Pemkot,” kata Ganjar, seperti dikutip Sindonews.com, Minggu (30/12/2018).
Ganjar secara simbolis menyerahkan bantuan kepada masyarakat hingga pemerintah daerah. Revitalisasi gedung ITC jadi galeri diserahkan Ganjar kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dilanjutkan pemberian kepada 9 pekerja hutan. Ganjar juga menyerahkan bantuan renovasi 100 RTLH di Pekalongan sebesar Rp1,5 miliar, 100 RTLH Kota Semarang, 100 RTLH Kabupaten Klaten, 75 RTLH Grobogan, 1 unit ambulans masjid Klaten, masjid Pemalang, serta Rp3,024 miliar BPJS pekerja rentan.
“Saya senang varian CSR sekarang lebih bagus. CSR sekarang kita arahkan ke hal-hal yang lebih bermanfaat, khususnya mendorong penurunan kemiskinan, atau hal-hal yang produktif. Meskipun kita tidak bisa pungkiri kadang-kadang yang sifatnya fisik dan konsumtif itu diperlukan tidak bisa kita hindari,” tandas Ganjar.(DD)