PT Pertamina (Persero) tengah memulai konstruksi proyek revitalisasi Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur yang mulai dibangun, dan ditargetkan beroperasi pada 2023. Kilang baru ini, ditargetkan mampu mengurangi impor solar hingga 17%.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan dimulainya konstruksi Kilang Balikpapan telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 28 Januari 2019. “Ya saya lapor saja progress-progress. Kilang Balikpapan, sudah mulai dibangun,” kata Nicke, dalam keterangannya yang dilansir Katadata.co.id, Selasa (29/1/2019).
Pembangunan konstruksi Kilang Balikpapan ini direncanakan sejak akhir tahun lalu oleh Pertamina. Kilang Balikpapan ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2023. Target penyelesaian kilang tersebut mundur dibandingkan target sebelumnya pada 2021. Namun, Pertamina memastikan akan mendorong pembangunan kilang tersebut sehingga dapat diselesaikan dalam waktu 53 bulan.
Menurut Nicke, Kilang Balikpapan akan difokuskan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari dari sebelumnya 260 ribu barel per hari.
Proyek kilang ini juga akan mengurangi impor Solar hingga 17%. Penurunan impor itu berdasarkan adanya tambahan produksi sebesar 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.
Pembangunan RDMP Kilang Balikpapan akan dilakukan oleh Joint Operation 4 perusahaan dalam dan luar negeri yakni SK Engineering & Construction Co Ltd, Hyundai Engineering Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dengan kontrak pembangunan RDMP Balikpapan mencapai Rp57,8 triliun atau US$4 miliar.
Sementara itu, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, menuturkan, pembangunan kilang Balikpapan ini akan memakan waktu 53 bulan sejak tanggal efektif.
“Kami sudah sepakat durasi pembangunan kilang ini 53 bulan sejak efective date. 53 bulan ini sampai dengan mechanical complication. Tambahan 3 bulan lagi sampai operating, jadi kira-kira selesai di Agustus 2023,” kata Ignatius, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Selasa (29/1/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, RDMP Kilang Balikpapan ini, akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V. “RDMP Kilang Balikpapan, akan mengurangi beban impor solar hingga 17%, karena produksi solar meningkat 23% atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun,” tandasnya.(DD)