PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb) berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit di atas pertumbuhan kredit industri perbankan Februari 2018 yang sebesar 8,32%. Perseroan mencatat sepanjang kuartal I-2018, telah menyalurkan kredit hingga Rp71 triliun, atau tumbuh sebesar 13,2% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu (year on year/yoy)
Direktur Utama Bank bjb, Ahmad Irfan mengatakan pertumbuhan kredit Bank bjb sepanjang kuartal I-2018 tersebut di topang dari kredit konsumer yang menjadi pilar pertama bisnis Perseroan. “Segmen ini mampu tumbuh sebesar Rp2,7 triliun atau sebesar 6,2% (yoy),” kata Irfan, dalam keterangannya yang dilansir Okezone.com, Senin (23/4/2018).
Menurutnya, salah satu pendorong pertumbuhan kredit konsumer yaitu meningkatnya pertumbuhan kredit pensiunan yang naik menjadi Rp10,6 triliun. Segmen lain yang memberikan kontribusi tinggi bagi Perseroan adalah kredit korporasi dan komersial yang berhasil tumbuh Rp3,4 triliun atau 38% (yoy) hingga mencapai Rp12,6 triliun.
Irfan menjelaskan, total kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan kredit-kredit yang bersumber dari proyek Pemerintah yang bersumber dari APBD dan APBN serta kredit lain yang tingkat risikonya relatif rendah dan terukur. Sementara untuk segmen kredit mikro juga memberikan kontribusi yang baik dengan berhasil tumbuh 32,5% (yoy).
Selain penyaluran kredit, kinerja lain yang menunjukkan hasil signifikan adalah nilai aset Bank bjb. Hingga kuartal I-2018, total aset Bank bjb, (tidak termasuk anak perusahaan) tercatat mencapai Rp110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13% (yoy). Selain itu, pada kuartal I-2018, Bank bjb mencatat pertumbuhan Fee Based Income sebesar 54,3%.
“Kontribusi positif ini berhasil membawa laba sebelum CKPN di triwulan I 2018 naik 11,6% (yoy),” tutur Irfan.
Sementara itu, untuk mengejar pertumbuhan kredit tahun ini agar lebih agresif lagi, Bank bjb bakal menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun di semester I-2018. Tahun ini, Perseroan menargetkan pertumbuhan 12%-13%.
Irfan mengatakan, penerbitan surat utang tersebut akan menggunakan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang terbagi menjadi tiga tenor, yakni tiga tahun, lima tahun dan tujuh tahun.
“Terkait bunga yang akan ditawarkan, tergantung harga di pasaran. Kalau kondisi bunga global naik, maka kita akan cenderung naik. Tetapi, diharapkan rendah,” ujar Irfan, seperti dikutip Neraca.co.id, Senin (23/4/2018).
Disebutkan, dana dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk mendorong ekspansi kredit. Untuk aksi korporasi tersebut, perseroan bakal menunjuk penjamin pelaksana emisi obligasi BCA Sekuritas.
Irfan pun berharap, dengan adanya diversifikasi ini dapat meningkatkan kualitas struktur pendanaan yang dimiliki perseroan sehingga memberikan keleluasaan bagi Bank bjb dalam melakukan ekspansi kredit di masa-masa yang akan datang.(DD)