Krakatau Steel Bukukan Kenaikan Pendapatan Sebesar 7,76%

ilustrasi
RUPS Krakatau Steel, Rabu 18 April 2018 | Dok. Karkatau Steel

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, berhasil mencatatkan raihan positif dengan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 7,76% dengan laba operasi senilai USD50,74 juta pada 2017. Ebitda atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi Perseroan meningkat signifikan sebesar 50,30% menjadi USD155,18 juta.

Sementara itu, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi secara signifikan meningkat 203,74% secara year on year (yoy) menjadi USD204,16 juta selama periode tersebut, seiring dengan kenaikan pendapatan bersih.

Direktur Utama Perseroan Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, mengatakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan pendapatan ini adalah naiknya harga jual rata-rata produk baja di 2017. Harga jual rata-rata produk baja Hat Rolled Coil mengalami peningkatan 32,68% menjadi USD597 per ton di 2017 dari USD450 per ton di 2016.

“Kinerja perseroan pada tahun 2017 menunjukan perbaikan yang signifikan. Kami optimis kinerja perseroan semakin lebih baik lagi dan siap menghadapi segala tantangan di tahun 2018,” ujar Mas Wigrantoro, dalam keterangannya yang dilansir Merdeka.com, Rabu (18/4/2018).

Mas Wigrantoro menambahkan, banyak hal yang telah dilakukan perseroan dalam mengejar efisiensi operasional untuk menekan biaya produksi. Beberapa diantaranya adalah menghilangkan resiko dari harga bahan baku impor yang kerap terpengaruhi oleh aspek geopolitik, tidak terpaku pada satu pemasok, hingga menerapkan skema pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.

Sementara itu, Perseroan juga tengah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$555,778 juta atau sekitar Rp7,5 triliun (asumsi US$ 1=Rp 13.500) untuk induk dan anak usaha. Alokasi belanja modal untuk revitalisasi dan pengembangan pabrik.

“Soal capex, itu karena project kami adalah multiyears, jadi yang untuk di tahun ini, itu sebenernya kelanjutan dari project-project yang kita lakukan sebelumnya. Kira-kira jumlah besarannya US$555,778 juta,” kata Mas Wigrantoro, seperti dikutip Detik.com, Rabu (18/4/2018).

Dia mengatakan, terkait sumber dana tersebut dia menyebut dari anak usaha akan menggunakan dana internal. Sementara, di induk usaha akan menggunakan dana internal dan pinjaman.

“Terkait sumber datangnya capex US$555 juta, pada umumnya satu ini digunakan untuk revitalisasi pabrik dan perbaikan, pengembangan pabrik baja,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, dia mengatakan, perseroan saat ini tengah mendorong kontribusi pendapatan anak usaha ke induk. Di mana kontrubusi anak usaha diharapkan akan mencapai 50%.(DD)