Korporasi Sepekan: BTN Masuk Top 50 ASEAN GCG, Antam Raih Top 50 ASEAN Public Listed Companies

ilustrasi
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo | Dok. Antam

Masuk minggu terakhir di bulan November, dua perusahaan pelat merah berhasil menorehkan prestasi dengan masuk sebagai 50 perusahaan terbaik di tingkat ASEAN. Pengakuan positif tehadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditingkat ASEAN ini, menjadi salah satu modal dasar bagi seluruh BUMN guna terus memacu kinerja mereka yang tentu saja harus dibarengi dengan fungsinya selaku Agen Pembangunan Nasional.

Selain pengakuan ditingkat intenasional, terdapat pula beberapa perusahaan BUMN yang mengumumkan raihan kinerja positif dari segi laba, penjualan maupun pendapatan. Sementara itu, terdapat pula kabar baik terkait proyek pembangunan transportasi modern kereta cepat Jakarta-Bandung.   

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk: BTN Masuk Daftar Top 50 ASEAN GCG

Bank BTN (BBTN) behasil meraih dua penghargaan dari Forum Pasar Modal ASEAN (ASEAN Capital Markets Forum/ACMF) atas kinerja bisnis Perseroan yang positif dan mengutamakan Good Corporate Governance (GCG).

Tata kelola perusahaan BTN masuk dalam 50 besar terbaik di ASEAN dan juga masuk ke dalam Top 3 public listed companies di Indonesia. Dua penghargaan itu diterima BTN dalam ASEAN Corporate Governance Award (ACGA) yang diselenggarakan oleh ACMF di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu 21 November lalu.

Penghargaan itu merupakan apresiasi dalam tataran internasional, di mana predikat tersebut diraih BTN karena Perseroan dinilai telah memenuhi kriteria sebagai perusahaan terbuka yang telah menjalankan GCG sesuai dengan standar scorecard di ASEAN. Melalui penghargaan tersebut, BTN dinilai telah berhasil dalam menerapkan berbagai parameter ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) yang sudah diterapkan di perusahaan-perusahaan besar di ASEAN.

PT Aneka Tambang Tbk: Antam Raih Penghargaan Top 50 ASEAN Public Listed Companies

Antam (ANTM) meraih penghargaan Top 50 ASEAN Public Listed Companies dalam ajang 2nd Asean Corporate Governance Awards. Penilaian Asean Corporate Governance Awards sendiri, menggunakan kriteria Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS) 2017 yang mencakup lima bidang prinsip Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Acara ini diselenggarakan oleh Minority Shareholders Watch Group (MSWG) dan diinisiasi oleh Asean Capital Markets Forum (ACMF) yang bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB). Hal tersebut bertujuan meningkatkan profil emiten di ASEAN dalam komunitas investasi global.

Antam mengaku senantiasa menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) yang baik. Strategi ini, bertujuan untuk mendorong keberlanjutan Perusahaan untuk memberikan imbal hasil positif kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Penghargaan ini sendiri merupakan apreasiasi positif bahwa Antam telah menerapkan praktik GCG yang baik dalam kegiatan operasinya.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk: ADHI Karya Cetak Laba Bersih Rp335 Miliar

ADHI Karya (ADHI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp335 miliar hingga September 2018 atau meningkat 63,6% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp205 miliar.

Peningkatan laba bersih tersebut didukung dari perolehan pendapatan usaha di September 2018 sebesar Rp9,43 triliun. Pendapatan usaha Perseroan di September 2018 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pasa tahun sebelumnya, yakni Rp8,71 triliun. Adapun perolehan laba kotor sebesar Rp1,48 triliun, meningkat 47,1% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp1,01 miliar.

Sementara itu, Hingga Oktober 2018, ADHI Karya mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp12,6 triliun. Realisasi perolehan kontrak baru di Oktober 2018 ini salah satunya adalah proyek Bendungan di Kabupaten Deli Serdang senilai Rp127,7 miliar.

PT Timah Tbk: PT Timah Bukukan Laba Bersih Rp255,545 Miliar

PT Timah (TINS) membukukan laba sebesar Rp255,545 miliar hingga September 2018, atau turun sekitar 15% dari Rp300,573 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara pendapatan usaha TINS meningkat 2,75% dari Rp6,621 triliun per September 2017 menjadi Rp6,803 triliun per September 2018. Meski demikian, pertumbuhan pendapatan Perseroan tidak sebanding dengan kenaikan beban Perseroan.

Beban pokok pendapatan TINS naik 4,6%, dari Rp5,469 triliun menjadi Rp5,720 triliun. Hal inilah yang menyebabkan laba kotor TINS turun 6,08 persen menjadi Rp 1,082 triliun, dari Rp1,152 triliun per September 2017.

Pendapatan TINS ditopang oleh penjualan logam timah dan tin solder yang berkontribusi sebesar Rp6,18 triliun pada kuartal III/2018. Jumlah ini naik tipis 4,56% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan tin chemical berkontribusi sebesar Rp358,45 miliar atau naik 32,34%. Sedangkan pendapatan dari penjualan nikel baru berkontribusi pada kuartal III/2018 sebesar Rp61,75 miliar.

PT LEN Industri (Persero): LEN Industri Bukukan Laba Bersih Rp90,421 Miliar

LEN Industri mencatatkan kinerja positif di kuartal III/2018 dengan membukukan laba bersih Perusahaan Rp90,421 miliar. Bahkan, perolehan total pendapatan konsolidasi hingga kuartal III/2018 pun melampaui target yang direncanakan di 2017.

Perolehan total pendapatan konsolidasi hingga kuartal III/2018, merupakan pendapatan yang berasal dari proyek-proyek carryover tahun 2017 tahun sebelumnya dan proyek-proyek baru dengan nilai total sebesar Rp3,43 triliun. Angka ini naik 118,75% dari target Rp2,88 triliun di periode yang sama 2017.

Lini bisnis Railway Transportation menyumbang paling besar pendapatan total LEN Industri sebesar 69,84% atau senilai Rp2,39 triliun. Penyumbang kedua pendapatan LEN Industri berasal dari Information Communication Technology (ICT) 11,01% atau senilai Rp377,27 miliar, kemudian Defence Electronics 10,31% atau Rp353,22 miliar, Navigation Rp60,98 miliar dan lain-lain Rp21,29 miliar.

PT Permodalan Nasional Madani (Persero): Per Oktober, PNM Cetak Laba Rp41,56 Miliar

PNM meraih laba sebesar Rp41,56 miliar pada Oktober 2018 atau naik 118,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp19 miliar.

Peningkatan laba tersebut karena pertumbuhan pembiayaan dari produk PNM Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) dan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Pembiayaan PNM UlaMM tumbuh 100% menjadi Rp3,2 triliun. Sedangkan PNM Mekaar sebesar Rp7,37 triliun atau tumbuh 162% dari Oktober tahun lalu yaitu Rp2,81 triliun.

Realisasi laba tersebut telah melampaui target tahun ini sebesar Rp25,4 miliar. Maka dengan realisasi itu, diharapkan bisa meraih total laba Rp57 miliar - Rp60 miliar di akhir tahun.

Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia: Kuartal III/2018, Jamkrindo Bukukan Laba Rp351 Miliar

Jamkrindo berhasil membukukan perolehan laba kuartal III/2018 sebesar Rp351 miliar atau melampuai target yang dipasang untuk tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2018, Perseroan berhasil mencatatkan laba yang melampaui target laba yang dipasang sepanjang tahun 2018 yakni sebesar Rp343 miliar.

Sementara itu, imbal jasa penjaminan (IJP) bruto tercatat sebesar Rp1,09 triliun. Perolehan hingga kuartal III/2018 tercapai 63,37% dari target yang dipasang sepanjang tahun ini sebesar Rp1,73 triliun.

Adapun volume penjaminan hingga September 2018 tercatat sebesar Rp126 triliun atau tumbuh 14,55% dibandingkan dengan volume penjaminan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp110 triliun. Salah satu pendapatan Perseroan berasal dari IJP bruto. Pencapaian IJP bruto kuartal III/2018 sebesar 63,37% dari target 2018 didorong oleh volume penjaminan yang meningkat dua digit.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk: Kimia Farma Bukukan Penjualan Bersih Rp5,44 Triliun

Kimia Farma (KAEF) membukukan penjualan bersih sebesar Rp5,44 triliun pada kuartal III/2018, tumbuh 23,92% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp4,39 triliun.

Perusahaan farmasi pelat merah ini mencatat penjualan bersih setelah dikurangi diskon sebesar Rp5,31 triliun, naik 23,49% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp4,30 triliun.

Porsi pendapatan terbesar Kimia Farma berasal dari segmen ritel sebesar Rp2,99 triliun, disusul pendapatan distribusi Rp2,03 triliun, dan pendapatan manufaktur Rp200,80 miliar. Penjualan ritel tumbuh 26,69% jika dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan distribusi pun melonjak hingga 25,46% menjadi Rp2,03 triliun dari sebelumnya Rp1,62 triliun.

PT Bank Syariah Mandiri: Mandiri Syariah Catatkan Raihan Pendapatan Non Bunga Rp170 Miliar

Mandiri Syariah terus menggenjot pegembangan layanan digital, yang kini kini 90% transaksi nasabah telah dilakukan melalui beragam layanan channel digital tersebut. Mandiri Syariah pun berhasil meraih pendapatan non bunga (fee based income) yang cukup signifikan.   

Sejak awal tahun hingga Senin (26/11/2018), pendapatan non bunga (fee based income) Perseroan yang berasal dari transaksi layanan digital mencapai Rp170 miliar. Nilai itu setara dengan 20% dari total pendapatan non-bunga Mandiri Syariah sepanjang tahun ini.

Diperkirakan, sampai akhir tahun ini, pendapatan non-bunga dari layanan digital akan mencapai Rp175 miliar - Rp180 miliar. Optimisme itu sejalan dengan persentase nasabah Mandiri Syariah yang kini lebih banyak menggunakan layanan digital daripada bertransaksi langsung di bank cabang.

PT Kereta Cepat Indonesia China: Hingga Oktober, KCIC Telah Terima Kucuran Dana US$810 Juta

KCIC mengaku telah menerima pencairan dana proyek senilai US$810 juta terhitung sampai Oktober 2018, dan menyusul akan ada pencairan kembali di bulan berikutnya. Pada Desember 2018, KCIC akan kembali mendapatkan pencairan pinjaman keempat sekitar US$364 juta.

Dikatakan, Perusahaan tidak mengalami kendala terkait pencairan dana. Bahkan saat ini KCIC sedang menghitung kebutuhan untuk pencairan dana selanjutnya di Desember mendatang.

Pendanaan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut sebanyak 75% didapatkan dari China Development Bank dan 25% merupakan kas internal. Total nilai investasi proyek tersebut mencapai US$6,07 miliar.(DD)