Di minggu ketiga bulan Desember, terdapat beberapa pencapaian positif dari beberapa perusahaann serta aksi korporasi guna mencapai target tahun ini. Selain itu, salah satu perusahaan pengelola bandara nasional juga tengah mengambil langkah untuk ekspansi keluar negeri.
Adapun salah satu perusahaan terbesar nasional di sektor minyak dan gas (migas) berhasil berinovasi yang menghasilkan efek positif dengan mampu menghemat devisa. Adapun perusahaan lainnya, tercatat berhasil menorehkan kinerja positif jelang akhir tahun 2018.
PT Pertamina (Persero): Inilah Cara Pertamina Hemat Devisa USD160 Juta per Tahun
Pertamina terus berinovasi dalam mendorong pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan, sekaligus mendorong pengurangan impor minyak mentah. Melalui inovasi yang terus dilakukan, Pertamina mampu menghemat impor minyak mentah sebesar 7,36 ribu barel per hari atau dalam setahun mampu menghemat hingga USD160 juta, seperti yang telah di lakukan di Kilang Refinery Unit III Plaju, Palembang, Sumatera Selatan.
Sejak awal Desember lalu, kilang yang berada di propinsi Sumatera Selatan tersebut telah mampu mengolah CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah menjadi Green Gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan Green LPG dengan teknologi co-processing. Yakni menggabungkan sumber bahan bakar alami dengan sumber bahan bakar fosil untuk diproses di dalam kilang sehingga menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.
Implementasi pengolahan CPO secara co-processing di Kilang RU III Plaju telah memberikan kontribusi positif bagi Perseroan dan negara. Inovasi anak bangsa ini telah di uji coba dan memberikan hasil yang membanggakan baik dari kualitas produk, hasil yang ramah lingkungan serta berpotensi mengurangi impor minyak mentah.
PT Angkasa Pura II (Persero): Lebarkan Sayap, AP II Tertarik Kelola Bandara di Kawasan ASEAN
AP II berupaya untuk melebarkan sayapnya ke kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor kebandarudaraan ini, cukup tertarik dan berminat untuk mengelola bandara di kawasan ASEAN.
Saat ini, AP II tengah mengikuti tender Bandara Clark Filipina. Proses tender masih berlangsung dan AP II masih menunggu pemenang tender tersebut. Pengumuman tender tersebut dijadwalkan sebelum natal. Tidak hanya Filipina, AP II juga tengah bersiap untuk mengikuti tender bandara di Thailand.
AP II akan terlibat pengelolaan dalam konsorsium yang berisi sejumlah perusahan-perusahaan lain untuk mengelola bandara di Filipina. Dalam konsorsium itu, AP II memiliki kepemilikan 35% dan harus menyetorkan dana sebesar Rp350 miliar. Sementara, investasi dari konsorsium ini di Bandara Clark maksimal adalah 40%. Sebab di aturan negara Filipina, investasi dalam negeri haruslah minimal 60%. Jika menang tender di Filipina, maka ini akan jadi ekspansi pertama dari AP II di pasar internasional.
PT Permodalan Nasional Madani (Persero): Lampaui Target, PNM Bukukan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Sebesar 136,4%
PNM tercatat telah menyalurkan kredit Rp12,37 triliun hingga November 2018 atau berhasil melamapuai target tahun ini yang sebesar Rp11 triliun. Penyaluran kredit tersebut, tumbuh 136,4% dibandingkan November tahun lalu sebesar Rp5,23 triliun.
Pertumbuhan itu berkat terangkatnya pembiayaan dari dua program andalan Perseroan, yaitu program Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) dan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Sampai November 2018, PNM mencatat kredit UlaMM mencapai Rp3,60 triliun atau naik 96,6% secara tahunan. Sedangkan program Mekaar Rp8,77 triliun, tumbuh 157,8% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp3,40 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: BRI Catat Peningkatan Transaksi MyQR Menjadi Rp23 Miliar
Bank BRI (BBRI) saat ini terus mengembangkan teknologi quick response (QR), di mana teknologi ini memungkinkan nasabah melakukan transaksi tanpa electronic data capture (EDC) karena dapat dilakukan dengan scan melalui telepon pintar dengan brand MyQR. Nilai transaksi dari pengembangan teknologi quick response (QR) ini, saat ini sekitar sudah Rp23 miliar.
Hingga saat ini sudah terdapat sekitar 400 – 500 merchant besar dengan jumlah outlet yang banyak. Oleh sebab itu, pada 2019, Perseroan semakin optimis dengan kinerja sistem pembayaran baru ini.
Perseroan pun akan memfokuskan produk ini untuk kebutuhan transportasi lantaran akan beroperasinya mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan transportasi komuter. BRI juga membidik berbagai jenis transaksi konsumsi harian lainnya. Jadi memang sistem ini disiapkan untuk ticket size kecil untuk jenis pembayaran yang lebih cepat.
PT Waskita Beton Precast Tbk: Tumbuh Positif, Waskita Beton Precast Catat Arus Kas Operasional Rp1,1 Triliun
Waskita Beton Precast (WSBP) bakal menutup akhir tahun ini dengan membukukan kinerja positif dengan mencatatkan arus kas (cashflow) operasional di akhir 2018 yang akan membaik secara signifikan sebesar Rp1,1 triliun. Padahal pada tahun 2017 masih minus Rp2,4 triliun dan 2016 masih minus Rp3 triliun.
Kondisi ini menjadi modal yang kuat bagi WSBP di tahun depan. Hal ini disebabkan karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP yang masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan besaran ekuitas per sembilan bulan pertama 2018 sebesar Rp7,45 triliun, WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Kondisi keuangan Perseroan semakin prima dengan melihat pencapaian di akhir tahun ini. Saat ini penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp9,8 triliun, WSBP akan terima lagi sampai akhir tahun ini sebesar Rp1,6 triliun lagi, total sekitar Rp11,4 triliun. Jadi tahun ini arus kas dari operasional akan surplus besar.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero): Hingga November, SMF Menyalurkan Pembiayaan KPR Rp8,91 Triliun
SMF terus menggenjot penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di sisa tahun ini. KPR Perseroan tercatat meningkat signifikan karena di topang dengan semakin meluasnya distribusi penyaluran kredit belakangan ini.
Hingga November 2018, SMF tercatat menyalurkan KPR sebesar Rp8,91 triliun. Jumlah tersebut naik 67,79% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yaitu Rp5,31 triliun.
Kenaikan pembiayaan KPR karena penyebaran hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu, kerja sama SMF dengan penyalur KPR merupakan tindak lanjut dari upaya dan kerja sama yang telah dimulai dari periode sebelumnya.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk: Garap Trans Sumatera, Waskita Karya Terima Pembayaran Pertama Rp1,9 Triliun
Waskita Karya (WSKT) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor infrastruktur selaku kontraktor yang menggarap proyek ruas tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung telah menerima pembayaran pertama senilai Rp1,9 triliun dari total kesuluruhan sebesar Rp2,5 triliun yang harus dibayarkan Pemerintah.
Perseroan pun akan meraih pembayaran sisanya sebesar Rp600 miliar dilakukan pada tanggal 20 Desember 2018. Tentunya ini akan sangat membantu kinerja kas operasional Waskita saat ini. Pembayaran masuk ke dalam target Rp20 triliun kas yang kami harapkan akan diterima disepanjang tahun 2018.
Pembayaran proyek turnkey tersebut telah diterima oleh Waskita sampai dengan saat ini, proyek turnkey merupakan yang di mana pihak pemberi tugas akan melakukan pembayaran pekerjaan setelah hasil prestasi pekerjaan selesai 100%. Di antaranya pembayaran atas proyek turnkey yakni proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp5,6 triliun dan proyek Batang - Semarang tahap pertama sebesar Rp600 miliar.
PT Hutama Karya (Persero): Hutama Karya Garap Ruas Tol Si Banceh Senilai Rp12,3 Triliun
Hutama Karya tengah menggarap ruas tol Trans Sumatera yang terletak di utara pulau Sumatera yaitu ruas Sigli - Banda Aceh (Si Banceh) dengan nuilai investasi Rp12,3 triliun. Ruas ini sendiri telah di groundbreaking langsung oleh Presiden Joko Widodo, baru-baru ini.
Setelah groundbreaking ini, tidak menunggu lama Perseroan langsung masuk fase konstruksi di akhir tahun 2018. Dijelaskan, terdapat dua ruas yang akan segera masuk tahap konstruksi yaitu Seksi 4 Indrapuri - Blang Bintang sepanjang 13,5 km dan Seksi 5 Blang Bintang - Kuto Baro sepanjang 7,7 km.
Jalan Tol Si Banceh dengan masa konsesi selama 40 tahun ini, akan membentang sepanjang 74 km yang terdiri dari enam seksi. Seksi 1 Padang Tiji - Seulimeum sepanjang 25,7 km, Seksi 2 Seulimeum - Jantho sepanjang 6,3 km, Seksi 3 Jantho - Indrapuri sepanjang 16 km, Seksi 4 Indrapuri - Blang Bintang sepanjang 13,5 km, Seksi 5 Blang Bintang - Kuto Baro sepanjang 7,7 km, serta Seksi 6 Kutobaro-Baitussalam sepanjang 4,8 km.
PT Pupuk Indonesia (Persero): Pupuk Indonesia Siap Salurkan 8,87 Juta Ton Produk Bersubsidi di 2019
Pupuk Indonesia siap menyalurkan 8,87 juta ton pupuk bersubsidi pada 2019, guna mengamankan pasokan dalam negeri sebagaimana di amanahkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Sebagaimana di atur dalam Permentan No. 47 tahun 2018, Pupuk Indonesia siap menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai jumlah yang sudah ditentukan oleh Pemerintah di tahun 2019, yaitu sekitar 8,87 juta ton.
Dijelaskan, bahwa pupuk bersubsidi yang disalurkan jumlahnya memang sudah ditentukan oleh Permentan tersebut, begitu pula dengan alokasi per daerah dan per jenis pupuk. Dengan demikian Pupuk Indonesia tidak bisa keluar dari alokasi yang sudah ditentukan.
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk: Tahun Ini, PTPP Bakal Kantongi Laba Bersih Rp1,58 Triliun
PTPP memproyeksikan bakal mengantongi laba bersih Rp1,58 triliun pada tahun ini atau tumbuh 8,96% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,45 triliun. Optimisme ini muncul dengan adanya proyeksi raihan kontrak baru hingga akhir tahun 2018.
Perseroan memproyeksikan dapat mengantongi kontrak baru Rp43 triliun pada akhir 2018. Dari situ, penjualan yang dikantongi Perseroan diprediksi mencapai Rp25 triliun.
Adapun capaian penjualan akhir tahun ini masih tumbuh 16,27% secara tahunan. Tercatat, total penjualan Perseroan senilai Rp21,5 triliun pada 2017. Dengan demikian, PTPP optimistis masih membukukan pertumbuhan laba bersih pada 2018. Perseroan meyakini mampu mengamankan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp1,58 triliun.(DD)