PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, semakin gencar berinvestasi di jalan tol tahun ini dengan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp3 triliun untuk mengembangkan bisnis jalan tol.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Puspita Anggraeni, mengungkapkan bahwa pihaknya mengincar dua konsesi baru lewat prakarsa dengan menjalin konsorsium bersama perusahaan swasta.
“Kedua jalan tol tersebut adalah Serang-Maja dan tol Bandung Utara (Bandung Intra Urban Toll Road/BIUTR),” kata Puspita, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Selasa (5/6/2018).
Untuk jalan tol Bandung Utara, WIKA akan berkongsi dengan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Marga Utama Nusantara, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dengan kepemilikan saham masing-masing 60%, 20% dan 20%.
Sementara di jalan tol Serang-Maja, WIKA akan berkongsi dengan PT Hanson International Tbk (MYRX). Namun, hingga saat ini progres rencana prakarsa tersebut masih belum berkembang.
Adapun total panjang konsesi tol WIKA sampai saat ini telah mencapai 291,5 kilometer (km). Terdiri dari tujuh ruas dengan rata-rata kepemilikan saham minoritas.
Ketujuh ruas tol itu adalah jalan tol Serang–Panimbang 83,67 km, Kunciran–Cengkareng 14,19 km, Soreang–Pasir Koja 8,15 km dan Surabaya–Mojokerto 36,27 km. Kemudian, jalan tol Bali 10 km, Balipapan–Samarinda 99,35 km, dan ruas Manado–Bitung sepanjang 39,9 km.
Sementara itu, Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan bahwa Perseroan telah mengantongi nilai kontrak baru luar negeri Rp1,3 triliun sampai dengan April 2018. Artinya, jumlah tersebut setara dengan 34,12% dari target Rp3,8 triliun yang dipasang Perseroan pada tahun ini.
Teranyar, Destiawan menyebut emiten berkode saham WIKA itu baru saja meneken nota kesepahaman pengerjaan tol dalam kota di Manila, Filipina sepanjang 18,18 kilometer. Nilai konstruksi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp11,57 triliun.
Dia mengatakan Perseroan akan bertindak sebagai engineering, procurement, and construction (EPC) kontraktor. Sementara itu, Citra Consortium, yang terdiri atas PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Citra Persada Infrastruktur, dan CLGP Philippine Holdings Inc, bertindak sebagai investor.
“Detail kontraknya belum tahu pasti tetapi rencananya konstruski WIKA semua,” ujarnya, seperti dikutip Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Selain Filipina, dia menambahkan saat ini perseroan juga tengah mengincar proyek infrastruktur di Myanmar. Adapun, pekerjaan tersebut yakni railway yang masih dalam pembahasan kontrak dengan kontraktor utama.(DD)