Kas Aman, AKR Bertekad Tidak Terbitkan Obligasi Tahun Ini

ilustrasi
Salah satu lapangan produksi milik AKR Corporindo | Dok. AKR Corporindo

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) baru saja mengamankan kas triliunan dari divestasi asetnya di China. Oleh sebab itu, Perseroan tak khawatir terkait pendanaan akan kelangsungan usahanya. Perseroan pun bertekad untuk tidak menerbitkan obligasi di tahun ini.

“Sudah ada cukup kas dari divestasi, tak perlu lagi merilis obligasi,” ujar Direktur AKRA Suresh Vembu, seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (14/3/2018).

Dikatakan, bahwa awal bulan ini, AKRA menjual aset milik anak usahanya, Khalista Chemical Industries Ltd melalui proses lelang. Aset itu berupa tanah seluas 99.267 meter persegi (m2). Nilai penjualannya mencapai RMB 1,83 miliar atau setara Rp3,56 triliun. Namun, AKRA tak sendiri menerima uang itu. Sesuai perjanjian, Khalista akan memperoleh 40% atau setara Rp1,42 triliun sebagai kompensasi atas penjualan tersebut. Sisa sekitar Rp2,14 triliun yang akan masuk ke dalam kas AKRA.

Suresh mengatakan, uang hasil penjualan terbut akan cair memasuki kuartal III tahun ini. Dana itu nantinya akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), dividen atau untuk modal kerja. Tahun ini, AKRA menganggarkan capex antara Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan proyek-proyek yang sedang ditangani AKRA.

Sementara itu, dalam keterangan yang dilansir Bisnis.com, Rabu (14/3/2018), PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan outlook peringkat perusahaan untuk AKRA naik menjadi positif dari sebelumnya stabil.

Analis Pefindo Gifar Indra Sakti dan Aryo Perbongso menyampaikan, pihaknya menegaskan Pefindo meningkatkan pandangan terhadap AKRA menjadi positif dari sebelumnya stabil.

“Kenaikan outlook disebabkan proyeksi perbaikan struktur permodalan dan arus kas,” paparnya.

Menurut Gifar dan Aryo, peringkat terhadap AKRA mencerminkan permintaan BBM yang stabil di Indonesia, jaringan infrastruktur logistik yang ekstensif, dan posisi arus kas serta likuiditas yang kuat. Namun, peringkat dibatasi oleh risiko industri pertambangan dan pengembangan kawasan industri.(DD)