PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) optimis akan mengantongi laba pada akhir tahun ini, meski sebelumnya manajemen Perseroan memperkirakan akan mencatatkan kerugian sebesar US$100 juta hingga akhir tahun ini.
Kendati demikian, Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, masih merahasiakan perkirakaan laba Garuda tahun ini dengan alasan mereka adalah perusahaan terbuka dan bisa mempengaruhi pasar.
“Year to year (yoy), kami targetkan positif walaupun kecil. Tahun lalu kami rugi US$220 juta dan mudah-mudahan tahun ini kami bisa positif,” kata pria yang akrab disapa Ari Askhara ini, seperti dikutip Katadata.co.id, Minggu (23/12/2018).
Sebelumnya, Ari memperkirakan kerugian maskapai penerbangan plat merah tersebut dapat ditekan hingga sebesar US$100 juta usai dirinya menduduki jabatan Direktur Utama pada September 2018.
Untuk tahun depan, Ari mengungkapkan Garuda Indonesia masih akan menerapkan strategi yang sama dengan tahun ini untuk menjadikan kinerja Garuda kembali positif. Ari menargetkan tahun depan Garuda akan mengantongi laba bersih sebesar Rp1 triliun.
Garuda Indonesia sendiri mencatatkan peningkatan pendapatan jelang tutup tahun. Peningkatan ini di dorong adanya penyesuaian tarif yang dilakukan oleh maskapai milik negara tersebut.
“Dari pendapatan kita meningkat karena ada penyesuaian tarif khususnya pada Oktober dan November 2018,” ujar Ari, dalam keterangannya yang dilansir Republika.co.id, Minggu (23/12/2018).
Dijelaskan, berdasarkan data kinerja layanan penerbangan, pendapatan Garuda pada Oktober 2018 mencapai US$209,3 juta atau tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$201,3 juta. Sedangkan pada November 2018, pendapatan Garuda mencapai US$232,4 juta atau tumbuh 13,4% dibandingkan November 2017 US$205 juta.
Tarif rata-rata pada Oktober 2018 mencapai US$107,4 tumbuh 6,2% diibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$101,1. Sedangkan pada November 2018, tarif rata-rata Garuda mencapai US$115,2 meningkat 11,7% dibandingkan November 2017 US$103,1.
Ari Askhara mengatakan ia bersama jajaran Direksi Garuda lainnya akan mendorong kinerja grup melalui kerja sama operasional dan kerja sama strategis.
Hingga September 2018 lalu, Garuda Indonesia memang masih mencatat rugi bersih US$131,72 juta lebih rendah 36% dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya US$207,49 juta.
Ari berharap pada akhir tahun ini Garuda Indonesia bisa mencatatkan laba. “Mudah-mudahan positif ya,” tandas Ari.(DD)