PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2018 pada Rabu (21/3/2018) lalu.
Dalam dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menyampaikan perkembangan pembangunan konstruksi MRT Jakarta fase 1.
“Per 28 Februari, kita sudah mencapai total 91,86 %. Sedangkan untuk fase 2, kami rencanakan untuk groundbreaking pada Desember 2018. Kami juga membentuk Operation Readiness Working Group untuk mengidentifikasi, membahas, dan mengoordinasi serta memberikan analisis terkait isu yang terjadi di lintas bidang guna memastikan penyelesaian target konstruksi dan kesiapan operasi Maret 2019 mendatang,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, Wiliam P Sabandar, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Kamis (22/3/2018).
Dari aspek sumber daya manusia, lanjut William, perusahaan sekarang memiliki sekitar 330 karyawan. “Di akhir 2018, kami berharap dapat bekerja dengan sekitar 680-an karyawan. Hal ini karena kebutuhan persiapan operasi dan persiapan fase 2. Kebutuhan ini juga berdampak pada penambahan delapan belas unit kerja baru,” lanjut William.
Wiliam menyampaikan jika pada Agustus dan Desember 2018 pihaknya akan melakukan ujicoba pengoperasian kereta MRT. “Pada Agustus kita mulai integrated testing positioning. Desember kita akan melakukan percobaan kereta. Dan maret operasinya,” ujar Wiliam.
Sementara untuk kereta MRT, Wiliam mengatakan sudah dalam proses pengiriman dan direncanakan tiba pada 28 Maret. “Direncanakan 28 Maret akan tiba di Tanjung Priok, dua kereta MRT yg pertama, terdiri dari 12 gerbong, satu kereta itu ada 6 gerbong,” ucap Wiliam.
Sementara untuk tarif MRT, William mengaku pihaknya sedang melakukan leader survei dengan para pemegang saham. “Survei akan di-submit pada 5 April, dan kita baru bisa menghitung rancangan tarif yang akan dikenakan,” tandas Wiliam.(DD)