PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bakal mengajukan rasio dividen yang lebih besar dari tahun sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Jumat (23/3/2018).
Menurut Direktur Utama BRI Suprajarto, dalam RUPS tersebut, bank akan mengusulkan rasio dividen yang lebih besar dari tahun sebelumnya. “Kami proyeksi rasio dividen untuk laba 2017 ini akan lebih besar,” kata Suprajarto, dalam ketrangannya yang dilansir Kontan.co.id, Kamis (22/3/2018).
Namun, lanjut Suprajarto, proyeksi usulan dalam RUPS bisa saja berubah. Harapannya dengan rasio dividen yang lebih besar hal ini tidak akan mempengaruhi rasio permodalan (CAR) yang ada.
Sebelumnya, rasio dividen Bank BUMN berdasarkan laba 2017 di APBN 2018 diproyeksi sebesar 21,48%. Rasio dividen ini turun 173 basis poin (bps) secara tahunan atau year on year (yoy) dari dividen untuk laba 2016 sebesar 23,21%.
Sebagai informasi, dalam RUPST BRI tahun 2017 lalu, mengesahkan 40% laba tahun 2016 atau Rp10,47 triliun sebagai dividen. Kemudian, sebesar Rp15,71 triliun sebagai laba di tahan. Adapun laba konsolidasi Perseroan untuk tahun 2016 sebesar Rp26,19 triliun.
Sementara itu, Bank BRI juga mencatat penjualan Sukuk Ritel yang melampaui target, dari yang ditargetkan oleh Pemerintah yaitu sebesar Rp400 miliar. Adapun penawaran Sukuk Ritel SR-010 telah berakhir pada Jumat (16/3/2018). “Realisasi penjualan Sukuk Ritel SR010 BRI mencapai Rp438 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank BRI Bambang Tribaroto, seperti dikutip Wartaekonomi.co.id, Kamis (22/3/2018).
Keberhasilan Bank BRI melampaui target penjualan Sukuk Ritel SR010 yang diberikan oleh Pemerintah juga tidak lepas dari imbal balik yang sedikit lebih tinggi dibandingkan ORI014. Seperti diketahui, kupon SR010 ditetapkan sebesar 5,9% dan ORI014 sebesar 5,85%.
“Namun, apabila dibandingkan dengan seri sebelumnya yaitu SR009, memang masih lebih rendah karena seri SR009 memberikan imbal hasil sebesar 6,9%,” jelas Bambang.
Dengan memasarkan Sukuk Negara Ritel, Bank BRI memberikan alternatif investasi berbasis syariah kepada masyarakat Indonesia. Hasil penerbitan Sukuk Negara Ritel akan digunakan membiayai pembangunan proyek/kegiatan APBN 2018.(DD)