PT Waskita Karya (Persero) Tbk bakal menerima pembayaran pengerjaan proyek LRT Palembang dengan nilai pembayaran yang akan diterima pada tahun ini sebesar Rp4 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra menjelaskan, telah terjadi perubahan skema pembayaran pengerjaan proyek LRT Palembang dari Pemerintah. Rencananya, sisa pembayaran akan dilakukan secara bertahap pada 2018, 2019, dan 2020. Di mana saat ini terdapat anggaran Rp4 triliun untuk pembayaran tahap kedua, yang akan masuk pada tahun ini.
“Sudah ada anggaran Rp4 triliun dan tinggal menunggu adendum. Jadi isi adendumnya mengandung bahwa pembayaran sejumlah itu dan sisanya dicicil pada 2019 dan 2020,” ujar Putra, dalam keterangannya seperti dikutip Tempo.co, Rabu (23/5/2018).
Dia mengatakan, LRT Palembang akan berfungsi sebelum Asian Games 2018, di mana saat ini, progres pengerjaan telah lebih dari 40%.
Sebagai catatan, nilai kontrak proyek LRT Palembang mencapai Rp 10,9 triliun. Dalam kesepakatan, jangka waktu pengerjaan mulai 21 Oktober 2015 hingga 30 Juni 2018. Dari jumlah nilai kontrak proyek, Waskita Karya baru menerima pembayaran Rp1,8 triliun. Dengan demikian, Perseroan masih memiliki piutang Rp9,1 triliun.
Putra optimistis pembayaran yang dilakukan akan mengerek arus kas Perseroan menjadi positif. Waskita Karya ditargetkan bisa membukukan arus kas positif per Juni 2018. “Semestinya Juni 2018, kita usahakan positif sehingga investasinya lancar,” tuturnya.
Dalam keterangan yang dilansir Bisnis.com, Rabu (23/5/2018), Putra mengatakan bahwa selain pembayaran proyek LRT Palembang, Perseroan juga akan menerima pembayaran termin dari sejumlah proyek tol. Dengan demikian, Perseroan akan mengandalkan sejumlah pembayaran dan piutang yang dimiliki untuk menyehatkan arus kas.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, arus kas bersih dari aktivitas operasi Perseroan tercatat minus Rp1,76 triliun. Posisi tersebut menyusut dari minus Rp5,50 triliun pada 31 Desember 2017.(DD)