PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, terus melakukan upaya peningkatan pertanian masyarakat, melalui program Serap Gabah (Sergab) yang dicetuskan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Seperti yang dilakukan Perseroan baru-baru ini, bersama Menteri BUMN Rini M Soemarno dengan melaksanakan program Sergab di Garut, Jawa Barat. Program serap gabah seberat 4,5 ton di Garut tersebut, dilaksanakan di lahan seluas 6.500 m2, dengan harga Rp 4.700/Kg.
Serap gabah yang berbasiskan Kartu Tani ini merupakan fase akhir dari panen raya petani yang menerima kucuran Kredit Rakyat (KUR) Rp8,15 miliar. Secara keseluruhan, total gabah di Garut yang terserap oleh BNI telah mencapai sebanyak 4.700 ton dari total lahan seluas 617 hektare.
“Kita ingin secara lebih aktif membantu petani. Di sini ada Bank BNI yang membuat program ke Petani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), supaya bisa menyerap gabah dengan harga baik,” kata Rini, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Selasa (22/5/2018).
Pada kesempatan ini, Rini juga turut menyerahkan secara simbolis KUR Tani BNI dan Kartu Tani kepada beberapa petani. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program kewirausahaan pertanian yang dilakukan oleh BNI di Garut sejak Oktober 2017.
Dalam program tersebut BNI melakukan penguatan kelembagaan baik petani maupun badan usaha yang menaungi petani dengan membentuk dua unit PT Mitra Desa Bersama Banyuresmi dan Kadungora.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menambahkan, saat ini jumlah Kartu Tani yang telah disalurkan BNI kepada petani di Kabupaten Garut mencapai 7.615 kartu.
“Sebanyak 1.262 petani telah memperoleh pembiayaan KUR BNI senilai Rp8,15 miliar. Selain itu BNI telah mengakuisisi sebanyak 326 Agen46 yang di dalamnya terdapat 56 agen Poktan dan 270 agen non Poktan,” kata Baiquni.
Sementara itu, Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menuturkan, Program Serap Gabah di Garut mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur KUR BNI dan pemegang Kartu Tani BNI. Program ini juga bekerja sama dengan PT Mitra Desa Bersama dan agen-agen GSHP sebagai distribution channel yang bertujuan untuk dapat mengintervensi pasar dan mempersingkat mata rantai yang selama ini berjalan sejak dulu.
“Dulu biasanya melibatkan tengkulak dan penebas. Kini petani akan menerima pendapatan hasil panen lebih besar dan lebih sejahtera. Dengan demikian diharapkan para petani dapat membayar kewajibannya pada BNI tepat waktu,” ujar Bambang.(DD)