Esensi: Tahun Ini, 10 Anak Usaha BUMN Siap Melantai di Bursa Saham

ilustrasi
BRISyariah jadi salah satu anak perusahaan BUMN yang IPO di 2018 | Dok. Bank BRISyariah

Tahun ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan ada 10 anak usaha perusahaan pelat merah yang akan menawarkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi pasar menjadi pertimbangan penting untuk lakukan pencatatan saham perdana (Innitial Public Offering/IPO) bagi anak perusahaan BUMN tersebut.

Esensi Berita:

  1. “List-nya sudah ada, sudah ada anak-anak BUMN bakal IPO. Yang masuk usulan ke kita ada 10 di tahun ini. Tapi masih lihat situasi dan kondisi market dulu,” ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, dalam keterangan yang dilansir Liputan6.com, Rabu (9/5/2018).
  2. Aloysius menuturkan, kondisi ketidakpastian pasar yang diikuti dengan pelemahan rupiah tidak menjadi penghalang bagi anak-anak usaha BUMN untuk melangkah IPO.
  3. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum membaik sejak meninggalkan level tertingginya di posisi 6.689,29 poin pada Februari lalu. Kondisi tersebut tidak menyurutkan perusahaan pelat merah untuk melantai di bursa efek.
  4. PT BRISyariah Tbk, resmi menjadi anak usaha BUMN pertama yang melantai di bursa. “Ini memperlihatkan confidence kami. Kendati market dibanding tahun lalu itu jatuh, tetapi confidence terhadap fundamental calon-calon emiten anak usaha BUMN ini tetap positif,” kata Aloysius, seperti dikutip Kumparan.com, Rabu (9/5/2018).

Info Terkait:

  1. Pemerintah akan terus mendorong perusahaan BUMN atau anak usahanya untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang melalui pasar modal baik dengan menerbitkan obligasi maupun IPO.
  2. Sementara itu, Kementerian BUMN juga sedang mempertimbangkan langkah pembelian kembali (buyback) saham perusahaan pelat merah. Hal itu sejalan dengan keadaan pasar yang sedang bergejolak pada saat ini.
  3. “Tetapi sejauh ini belum ada pembahasan hal tersebut, namun itu bisa jadi pilihan. Nanti akan kami lihat dulu kondisi ke depannya bagaimana,” sebut Aloysius‎, dalam ketrangannya yang dikutip Medcom.id, Rabu (9/5/2018).
  4. Pembelian kembali saham, tutur Aloysius, merupakan hal yang biasa dilakukan perusahaan. Salah satu perusahaan BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, belum membutuhkan adanya aksi buyback saham. Ketika saham turun, mungkin perusahaan bisa menjalankan buyback saham.(DD)