Esensi: Ditawarkan Secara Online, Obligasi Ritel SBR003 Terjual Rp1,93 Triliun

ilustrasi
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, dalam peluncuran penjualan Saving Bond Ritel (SBR) atau SBR003 | Dok. Kementerian Keuangan

Pemerintah resmi membuka masa penawaran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR003 pada Senin, 14 Mei 2018 lalu, dengan kupon yang ditawarkan untuk periode 3 bulan pertama tercatat sebesar 6,80% per tahun dengan tenor 2 tahun atau jatuh tempo pada 20 Mei 2020. Obligasi ritel SBR yang dijual secara online melalui layanan e-SBN (Surat Berharga Negara yang dapat dibeli secara online) ini, terbilang cukup diminati oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.

  1. Direktur Jenderal Pengeolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan penjualan SBR003 hingga batas akhir penawaran Jumat, 25 Mei 2018 mencapai Rp1,93 triliun. Jumlah tersebut nyaris dua kali lipat di atas target minimal yang sebesar Rp1 triliun.
  2. SBR003 merupakan Surat Berharga Negara (SBN) perdana yang dijual secara daring (online). Penjualan SBN ini merupakan upaya Pemerintah untuk memperdalam pasar SBN sekaligus untuk inklusi finansial. Melalui penjualan secara online, Pemerintah berharap SBR ini bisa diserap investor berusia 40 tahun ke bawah, termasuk generasi milenial.
  3. Seiring sistem penjualan yang secara online, Luky menjelaskan, banyak investor muda berusia 25-40 tahun turut membeli SBR003. Investor dengan rentang usia tersebut mencapai 36,72% dari total investor. “Usia 25 tahun itu terjadi lonjakan yang paling besar,” kata Lucky, seperti dikutip dari Katadata.co.id, Selasa (29/5/2018)
  4. Pemesanan tercatat dilakukan dari 34 provinsi, namun Jakarta tetap menjadi provinsi dengan nominal pemesanan terbesar, disusul oleh Jawa Barat dan Jawa Timur. Sedangkan, pemesanan terkecil berasal dari Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Maluku Utara. “Penjualan tersebar ke seluruh pelosok Indonesia. Cukup terwakili di setiap wilayah ada,” ujar Luky.

Info terkait:

  1. Jumlah nominal pemesanan SBR003 ini terbesar berasal dari Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta yang mencapai 46,85%, sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 42,21% dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur 10,94%.
  2. Jumlah investor terbesar berada pada pemesanan Rp 1 juta hingga Rp 100 juta yang mencapai 61,89%. Kemudian rata-rata volume pemesanan investor adalah Rp 252,3 juta,” jelas Luky, dalam keterangannya yang dilansir dari Detik.com, Selasa (29/5/2018).
  3. Adapun nominal pemesanan terkecil SBR003 terdata di Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Maluku Utara. Meski begitu, Luky melihat hal itu sebagai capaian positif karena paling tidak ada investor yang memesan SBR003 dari daerah-daerah tersebut secara online.
  4. Dengan beralih ke online, jangkauan penjualan SBR003 jadi lebih baik. Hal ini terlihat dari jangkauan penjualan SBR003 di wilayah Indonesia tengah dan timur serta wilayah Indonesia barat selain DKI Jakarta meningkat signifikan, kurang lebih 3% lebih besar,” tutur Luky, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/5/2018).(DD)