Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan, jumlah perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa pada tahun ini bisa lebih banyak dari 2018. Sebanyak 12 perusahaan dikabarkan telah siap untuk masuk ke pasar modal pada awal tahun 2019 ini menurut pipeline BEI.
Esensi Berita:
- Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa dari 12 perusahaan tersebut, 6 di antaranya merupakan perusahaan yang rencananya akan go public tahun lalu namun tertunda karena ada beberapa kewajiban dari bursa yang belum dipenuhi.
- Sayangnya, di antara 12 perusahaan yang siap melantai tersebut, tidak ada satupun perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak usaha BUMN yang telah siap untuk melantai di bursa. “Ada beberapa dokumen yang harus mereka kumpulkan atau permintaan penjelasan yang mungkin lebih banyak yang kita minta terhadap beberapa hal. (BUMN) nanti saya sampaikan termasuk anak-anak (usaha)-nya. Dari 12 perusahaan belum ada (BUMN),” kata Nyoman, seperti dilansir Katadata.co.id, Kamis (3/1/2019).
- Sebelumnya dikabarkan, 6 anak usaha BUMN siap untuk melakukan penawaran saham perdana atau IPO tahun ini. Enam anak usaha BUMN tersebut yaitu PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Adhi Persada Gedung, PT Adhi Commuter Properti, PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty), PT Wika Industri dan Konstruksi, serta PT Rumah Sakit Pelni.
- Secara keseluruhan, menurut pipeline perusahaan penjamin emisi efek (underwriter), tahun ini sudah ada 45 perusahaan yang mengantri untuk melantai di bursa. Namun, sejauh ini belum diketahui nama ke-45 perusahaan tersebut karena masih dirahasiakan oleh perusahaan penjamin efek masing-masing perusahaan.
Info Terkait:
- Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, optimis jumlah emiten baru yang akan melakukan Penawaran Umum Perdana saham atau IPO sepanjang tahun 2019 bisa lebih dari 57 perusahaan. “Kami harapkan lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018, kami capai 57 perusahaan yang listing. Kami harapkan tahun ini bisa lebih dari itu. Berapa tepatnya? Belum bisa bilang, tapi arahnya lebih dari itu (57),” tutur Inarno, seperti dikutip Merdeka.com, Kamis (3/1/2019).
- Inarno menjelaskan, untuk mencapai target emiten baru tersebut, BEI telah menyiapkan sejumlah strategi. Itu antara lain adalah melalui program sosialisasi dan edukasi berkesinambungan ke berbagai perusahaan. “Kami belum bisa bilang (target) pastinya, tapi arahnya lebih dari (57). Kami harap lebih dari itu,” ujar Inarno, seperti dilansir Republika.co.id, Kamis (3/1/2019).
- Menurutnya angka tersebut bisa dicapai, sebab potensinya masih besar. Apalagi, pencapaian perusahaan listing pada 2018 merupakan jumlah tertinggi sejak 1992. “Jadi kami pikir, tahun ini bisa lebih dari itu. Kuncinya sosialisasi, edukasi, serta bekerjasama dengan stakeholder seperti underwriter, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN, kita bisa coba,” jelas Inarno.
- Memasuki 2019, BEI pun menyatakan terus berkomitmen menjaga berbagai momentum pertumbuhan ekonomi. Serangkaian program strategis pun dibuat demi mendukung pendalaman pasar modal Indonesia. “Di antaranya penguatan infrastruktur kebursaan dan layanan optimal bagi perusahaan tercatat, anggota bursa, serta investor,” kata Inarno.(DD)