Dinilai Berkinerja Terbaik, Telkom Raih IDX Appreciation dari OJK dan BEI

ilustrasi
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi (kiri) dan VP Investor Relation Telkom, Andi Setiawan, saat penyerahan penghargaan IDX Appreciation kepada Telkom | Dok. Telkom

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom, mendapatkan apresiasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam acara IDX Appreciation yang diselenggarakan di tengah event tahunan CEO Networking 2018, belum lama ini. Apresiasi ini diberikan pada Telkom sebagai perusahaan tercatat saham terbaik kategori kapitalisasi pasar di atas Rp10 triliun.

Dalam apresiasi ini, kriteria penilaian diantaranya adalah berdasarkan kinerja keuangan, pertumbuhan harga saham, dan aspek likuiditas saham. Bagi Telkom penghargaan ini merupakan suatu tolok ukur yang menunjukkan bahwa pengelolaan bisnis dan keuangan Perseroan sudah dilakukan dengan baik dan memiliki standar yang tinggi.

“Telkom akan terus fokus memperkuat infrastruktur untuk mempertahankan pertumbuhan dalam jangka panjang, sekaligus meningkatkan kualitas layanan yang mendukung excellent customer experience. Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan andal, diharapkan Perseroan dapat menjadi motor penggerak pembangunan masyarakat digital dan mempercepat pembangunan ekonomi digital Indonesia,” kata VP Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Minggu (9/12/2018).

Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan, selama tahun 2018 Telkom melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) telah membangun 22.578 BTS 4G. Dengan penambahan tersebut, secara total hingga akhir September 2018 Telkomsel telah membangun 50.755 BTS 4G. Sehingga, total BTS on-air Telkomsel mencapai 183.283 unit yang mana 72,5% di antaranya merupakan BTS 3G/4G.

Sementara pelanggan layanan fixed broadband IndiHome hingga akhir November 2018 telah bertambah sebanyak 2 juta sehingga mencapai 5 juta pelanggan. Pesatnya penambahan pelanggan IndiHome ini tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur akses Fiber To The Home (FTTH) yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sisi backbone, saat ini Telkom sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan sistem kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG).

“Pembangunan IGG merupakan milestone penting untuk menjadikan Telkom sebagai global digital hub,” tegas Arif.

IGG menghubungkan sistem kabel laut South East Asia – Middle East – West Europe 5 (SEA-ME-WE-5) dengan South East Asia – United States (SEA-US).

Perseroan juga mengembangkan IT-system yang andal seiring dengan semakin besarnya jumlah pelanggan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan beragam segmen dan kebutuhannya, sehingga kami dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Guna membiayai pembangunan beragam infrastruktur, selama sembilan bulan pertama tahun 2018 ini Telkom telah menggunakan Capital Expenditure (CAPEX) atau belanja modal sebesar Rp24,9 triliun.

Dari sisi utang, pada September 2018 tercatat Rp46,7 triliun yang terutama digunakan untuk mendukung belanja modal dan ekspansi bisnis Perseroan. Ditinjau dari beberapa rasio, angka hutang ini cukup konservatif.

Debt to equity ratio (DER) Perseroan masih relatif rendah, yakni 44%. Adapun total aset TelkomGroup per September 2018 tercatat Rp204,9 triliun,” jelas Arif.

Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio Debt to Equity Telkom masih sangat sehat. Kondisi tersebut menurut Arif masih dalam kondisi yang aman.(DD)