Di Pameran IPEX, BTN Targetkan Raih Kredit Baru Rp6 Triliun

ilustrasi
Bank BTN dalam pameran properti baru-baru ini | Dok. Bank BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan kredit baru sebesar Rp6 triliun dalam pameran properti IPEX yang berlangsung pada tanggal 2-10 Februari 2019.

Direktur Utama BTN, Maryono, meyakini target itu bisa tercapai seiring permintaan properti yang terus tinggi kendati ada risiko ketidakpastian ekonomi global dan perhelatan Pilpres di tahun ini.

“Kita targetkan Rp6 triliun untuk bisa booking di sini, jumlah pengunjung 350 ribu,” kata Maryono, dalam keterangannya yang dilansir dari CNBCIndonesia.com, Minggu (3/2/2019).

Maryono menambahkan, di tahun ini IPEX juga menyasar kalangan milenial dan meluncurkan produk anyarnya, KPR Gaeess. “Selain menawarkan KPR Gaeess yang menjanjikan kemudahan cicilan dan uang muka, kami juga meningkatkan pelayanan KPR via daring,” tuturnya.

Sebagai informasi, setiap tahun Bank BTN menggelar 2 kali IPEX. Pada 2016 lalu, ijin prinsip KPR/KPA mencapai Rp8,3 triliun, dan pada tahun 2017 melejit menjadi Rp12,8 triliun, sementara tahun lalu, ketika suku bunga kredit merangkak naik, ajang IPEX masih mencatatkan persetujuan ijin prinsip untuk total KPR/KPA senilai Rp18,4 triliun.

Sementara itu, BTN lebih konservatif dalam memasang target penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA) tahun ini. Pasalnya, bank pelat merah ini masih mengantisipasi kondisi tahun politik dan faktor dari global.

Bank BTN hanya menargetkan pertumbuhan penyaluran KPR/KPA 15% untuk tahun ini. Target pertumbuhan tersebut lebih rendah dari capaian Perseroan pada tahun 2018 yang tercatat membukukan pertumbuhan sebesar 19,8% year on year (yoy).

Direktur Consumer Banking BTN, Budi Satria, mengungkapkan pihaknya memilih agak konservatif karena market properti kelihatannya masih menunggu kepastian banyak hal seperti tahun politik dan suku bunga.

“Kemarin Teh Fed tidak jadi menaikkan suku bunga, BI juga menahan. Orang masih menunggu kepastian. Kita optimis target itu akan lewat tapi kita pilih lebih konservatif. JIka kondisi market sudah lebih pasti, kami akan revisi di pertengahan tahun.,” kata Budi, seperti dilansir dari Kontan.co.id, Minggu (3/2/2019).

Menurut Budi, pasar properti tidak seluruhnya berat tahun ini. Dia mengakui bahwa pasar segmen di atas harga Rp1 miliar masih lesu, namun pasar di bawah itu masih sangat kencang terutama harga Rp500 juta ke bawah. Karena pasar menengah ke bawah itu bergairah karena tujuannya memang untuk ditempati, bukan untuk investasi.

Selain itu, BTN akan gencar mengincar komunitas dalam mendorong pembiayaan KPR. Budi mengatakan, basis komunitas merupakan pasar yang bagus. Saat ini, BTN telah bekerjasama dengan dengan komunitas pengemudi transportasi online, dan tukang cukur Garut.

“Basis komunitas ini bagus, karena mereka saling mengenal dalam komunitas sehingga antara satu teman dan yang lain bisa slaing meningatkan untuk rajin membayar cicilan. Ini kita penyalurannya tetap ke perorangan tetapi hars memiliki komunitas,” tambah Budi.(DD)