Capai 71,91 Juta, PLN Bukukan Kenaikan Jumlah Pelanggan Sebanyak 5,65%

ilustrasi
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membukukan kenaikan jumlah pelanggan di tahun 2018, sebanyak 71,91 juta pelanggan atau tumbuh 5,65% dibanding 2017 yang berada di angka 68,08 juta. Penambahan jumlah pelanggan ini beriringan dengan program peningkatan rasio elektifikasi yang hingga tahun lalu sudah mencapai 98,30%.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, penambahan kuantitas menjadi fokus PLN, yang dilakukan sembari menyiapkan investasi untuk memeratakan keandalan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, untuk mewujudkan hal itu, PLN perlu investasi tambahan di tengah tarif listrik yang tidak naik sejak tahun 2015.

“Pertama kami menyelesaikan kuantitas, dalam arti pemenuhan rasio (elektrifikasi). Bicara kualitas ini banyak investasi-investasi tambahan di transmisi dan distribusi, travo dan gardu induk,” terang Sofyan, dalam keterangannya yang dilansir dari Kontan.co.id, Sabtu (9/2/2018).

Sofyan pun memaparkan asumsi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) PLN pada tahun 2019. Dalam RKAP itu, PLN mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% dengan inflasi 3,% dan nilai tukar Rp 15.000/US$. “Harga jual rata-rata Rp 1.126/kWh dan alokasi kas subsidi Rp57,1 triliun,” ungkap Sofyan.

Selain itu, untuk penguatan infrastruktur distribusi, sepanjang tahun ini PLN juga menargetkan penambahan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sebanyak 25.322 kms dan Jaringan Tengangan Rendah (JTR) 24.077 kms. Sedangkan untuk gardu, akan ditambahkan 4,49 juta kVA.

PLN pun menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,96% dengan volume penjualan sebesar 251,1 TWh di 2019. Sedangkan, untuk asumsi harga batubara di 2019, dalam RKAP PLN di 2019, dicantumkan sebesar Rp 898,04 per kg, dan harga gas US$ 8,8 per MMBTU. Alokasi kas subsidi sebesar Rp57,1 triliun, dan harga jual rata-rata listrik Rp 1.126 per kWh.

“Asumsi ini didasarkan pada apat banggar di DPR tempo hari. Sedangkan untuk harga batubara dan gas adalah rata-rata tertimbang di semua pasokan gas pembangkit,” ujar Sofyan, seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com, Sabtu (9/2/2019).

Sebelumnya, PLN  menargetkan penjualan listrik sebesar 245 TeraWatthour (TWh), naik 13 TWh dari realisasi penjualan listrik di 2018 yang tercatat sebesar 232 TWh.

Adapun, di 2018, PLN mencatat penjualan listrik sepanjang 2018 realisasinya meleset dari taget, atau hanya sebesar 232 TWh atau tumbuh 5,15% atau di bawah target yang dipatok sebesar 7%.(DD)