Butuh 140 Juta Ton Batu Bara, PLN Berencana Mengakuisisi Tambang Baru

ilustrasi
Direktur Utama PLN Sofyan Basir | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah berupaya untuk memenuhi kebutuhan batu bara hingga 140 juta ton per tahun ketika program 35.000 Megawatt (MW) rampung di 2022. Saat ini, kebutuhan batu bara PLN tercatat sebesar 80 juta ton per tahun.

PLN pun berencana mengakuisisi tambang-tambang batu bara untuk mengamankan pasokan bahan bakar ke pembangkit listrik. Saat ini 57% listrik yang diproduksi PLN berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), jaminan pasokan batu bara amat penting.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, idealnya 40% pasokan batu bara berasal dari anak usaha. Maka di 2022, PT PLN Batubara diharapkan menguasai tambang-tambang batu bara dengan total produksi sekitar 50 juta ton per tahun.

“Kita sedang akan mengakuisisi beberapa tambang. Mimpi kami di 2022, PLN sudah pakai 120-140 juta ton batu bara, 40% suplai dari anak perusahaan. Pemerintah harus kasih kami konsesi supaya pasokan stabil,” ujar Sofyan, dalam keterangannya yang dilansir Kumparan.com, Kamis (24/5/2018).

Dalam waktu dekat, Sofyan menambahkan, PLN akan mulai mengakuisisi tambang batu bara. “Mudah-mudahan bulan puasa ini kita dapat lokasi yang lumayan, (produksinya) 3-5 juta ton per tahun,” tuturnya.

Sementara itu, pelemahan rupiah dan naiknya harga minyak dunia diperkirakan akan berimbas terhadap meningkatnya biaya pembelian bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit yang dikelola PLN. Kenaikan biaya produksi listrik tersebut harus ditanggung PLN karena Pemerintah sudah memastikan tidak akan ada kenaikan tarif listrik hingga 2019.

“Apa pun persoalannya PLN harus survive dan tetap fight. Minggu ini kami lakukan simulasi stress test, ambil level terburuk dalam enam bulan terakhir,  langkahnya apa kami siapkan strateginya,” kata Sofyan, seperti dikutip Liputan6.com, Kamis (24/5/2018).

Sofyan menuturkan, PLN menyiapkan sejumlah strategi khusus untuk menghadapi hal tersebut. Misalnya dengan melakukan efisiensi internal,  mengurangi penggunaan pembangkit  sewa berbahan bakar diesel, dan suplai batu bara juga diperketat pengawasannya.

“Kami juga lakukan zonasi transportasi batu bara. Pembangkit di Sumatera harus disuplai oleh tambang batu bara di Sumatera. Tidak boleh dari Kalimantan ke Sumatera,” terangnya.

Tak hanya itu,  lanjut dia, PLN juga mengejar para pencuri listrik, memperbaiki meteran rusak serta menagih piutang-piutang para pelanggan. “Piutang lama itu cukup besar. Misalnya di Jawa Timur, dari 2 pabrik saja bisa Rp150 miliar,” ungkapnya.

Jika upaya yang ditempuh masih kurang, lanjut Sofyan,  PLN tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan tambahan subsidi listrik ke Pemerintah.(DD)