Bulan Depan, Waskita Karya Bakal Kantongi Pembayaran LRT Palembang Rp4 Triliun

ilustrasi
Waskita Karya bakal terima pembayaran proyek LRT Palembang | Dok. Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali menegaskan akan segera menerima pembayaran dari proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Palembang Rp4 triliun.

Direktur Keuangan WSKT, Harris Gunawan mengatakan, pembayaran tersebut kemungkinan akan didapatkan pada Juli 2018 mendatang lantaran sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

“Sudah ada dalam APBN Rp4 triliun jadi kemungkinan kami akan serap ini Juli 2018,” jelasnya, seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (7/6/2018).

Dia menilai dengan adanya tambahan pembayaran tersebut maka cash flow Perusahaan akan bertambah. Proyek LRT Palembang sendiri didanai dari APBN dengan nilai kontrak Rp10,9 triliun. Hingga akhir Mei 2018, progres pembangunan proyek itu sudah 95% dan Pemerintah menargetkan LRT itu bisa beroperasi pada Juli 2018.

Sebelumnya, Waskita telah menerima pembayaran tahap pertama dari proyek itu senilai Rp1,8 triliun. Adapun sisa Rp5 triliun lagi, menurut Harris, rencananya akan dijadikan sebagai jaminan untuk skema-skema pembiayaan yang akan dicari Perusahaan ke depan.

Harris menekankan, kondisi keuangan Waskita tiak benar berdarah-darah seperti yang banyak disampaikan sejumlah pengamat. Adapun fasilitas kredit Rp70 triliun yang sudah mereka dapatkan baru terserap Rp49 triliun.

“Lagipula kami juga baru meneken kredit dengan Mandiri Syariah Rp2 triliun untuk modal kerja. Kalau berdarah-darah tidak mungkin bank mau kasih fasilitas kredit,” jelas Harris, dalam keterangannya yang dilansir Tribunnews.com, Kamis (7/6/2018).

Tahun ini, Waskita menggarkan belanja modal Rp28 triliun untuk menggarap proyek-proyek investasi Perusahaan.

Menurut Harris, kekuatan keuangan Perusahaan masih cukup kuat untuk membiayai capex tersebut. Sebab selain dari LRT Palembang, WSKT juga ditargetkan akan menerima proyek turnkey lain Rp10,5 triliun dan pembayaran dari dana talangan lahan Rp6,7 triliun.(DD)