BTPN Dikabarkan Bakal Dikuasai Bank Sumitomo

ilustrasi
Bank Tabungan Pensiunan Nasional | Dok. Bank BTPN

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) direncanakan bakal merger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Jika nantinya merger terjadi, dipastikan tidak akan bertabrakan dengan bisnis BTPN yang telah berjalan selama ini.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng menjelaskan rencana merger itu akan positif untuk bisnis Perseroan ke depannya.

“Awal Januari kami sudah terima surat untuk merger ini. Kami juga kaji rencana itu, mengenai merger ini adalah hal yang positif untuk bisnis kami,” kata Jerry, dalam keterangannya yang dikutip Detik.com, Rabu (14/2/2018).

Menurutnya, nantinya antara BTPN dan Sumitomo akan saling melengkapi bisnis keduanya. Pasalnya, saat ini bank Sumitomo Mitsui Indonesia memiliki model bisnis yang berbeda dengan BTPN.

“Kan kita bisnisnya SME, ritel dan mereka lebih ke pembiayaan infrastruktur. Lalu cabang mereka cuma 1 orang dan karyawan 400-an saja, kalau banyak kan heboh bisnisnya kita saling melengkapi saja,” ujar dia.

Jerry mengungkapkan, merger ini sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka konsolidasi sektor keuangan yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan sinergi sektor keuangan di Indonesia. Perseroan memastikan seluruh proses yang dijalankan akan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seperti diketahui, BTPN meraih laba bersih Rp1,2 triliun pada tahun 2017, angka ini turun 30 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Penurunan itu  sebagai dampak dari biaya restrukturisasi dan investasi digital BTPN.

“Inovasi dan transformasi digital adalah investasi strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka pendek. Tanpa dampak biaya dari invesasi strategis ini, laba kami dari bisnis inti masih tumbuh 6 persen menjadi Rp2,4 triliun,” ucap Jerry Ng, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (14/2/2018).

Sementara untuk layanan digital sepanjang tahun 2017, BTPN telah menginvestasikan Rp832 miliar atau naik 36 persen dibandikan tahun 2016 yang mencapai Rp611 miliar.

Adapun penyaluran kredit BTPN mencapai Rp65,3 trilun naik tipis 3 persen dibanding periode sebelumnya. Dengan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) 0,9 persen.

Sementara total pendanaan meningkat 5 persen menjadi Rp76,5 trilun, dengan komposisi dana pihak ketiga (DPK) naik 3 persen menjadi Rp67,9 triliun. Total aset perseroan tercatat naik 5 persen menjadi Rp95,5 triliun. Serta rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,6 persen.(DD)