PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan pertumbuhan kredit dobel digit atau sekitar 15% secara tahunan pada 2019 dengan mengandalkan KPR sebagai pendorong utama selama Pemerintah memantapkan Program Satu Juta Rumah.
Direktur Utama BTN, Maryono, juga mengaku optimistis pada tahun 2019 dapat menyalurkan pembiayaan KPR BTN sekitar 850.000 unit rumah. “Jumlah tersebut naik 100.000 unit dibandingkan target tahun ini yang sebesar 750.000 unit,” ujar Maryono, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (10/12/2018).
Maryono menyatakan, pertumbuhan KPR berdasarkan perhitungan rata-rata per tahun sejak tahun 2014-2018 berada di angka 22,6% (CAGR). Pertumbuhan tersebut lebih pesat dibandingkan tahun 2014 karena dimotori oleh Program Satu Juta Rumah bergulir diikuti oleh sejumlah kebijakan seperti relaksasi loan to value dari Bank Indonesia (BI).
Pelonggaran pasar properti lainnya adalah penyederhanaan perizinan dan aneka insentif pajak untuk pembelian dan pembiayaan properti, penguatan peran pemda untuk bank tanah, dan yang utama adalah subsidi Pemerintah untuk pembiayaan properti bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lewat fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), subsidi selisih bunga dan pemantapan Tapera.
“Pertumbuhan properti juga disokong oleh sinergi BUMN dalam pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang makin marak, kawasan hunian di wilayah tersebut akan menyerap banyak peminat khususnya milenial dan harus didukung oleh pembiayaan dari perbankan,” kata Maryono.
Pengembangan bisnis properti 2019, lanjut Maryono tidak akan lepas dari peran milenial baik dari sisi supply dan demand properti, sehingga pelaku bisnis properti dan perbankan harus dapat mengatur strateginya menyesuaikan dengan selera milenial. Salah satu acuan memotret selera milenial antara lain dengan riset.
Berdasarkan riset dari HFC terhadap 374 responden dari generasi milenial, sebanyak 43 persen menginginkan rumah satu lantai yang tidak terlalu luas dengan halaman, dan hanya sebesar 29 persen yang menginginkan rumah satu lantai berukuran cukup luas tanpa halaman. Sementara sisanya menginginkan rumah dua lantai.
Sedangkan dari sisi harga properti, Maryono menambahkan, sama halnya dengan generasi lain, rumah dengan harga terjangkau menjadi pilihan utama 46,8 persen responden, sementara pemilihan properti berdasarkan lokasi hanya menjadi sasaran utama bagi sekitar 36,6 persen responden.
“Dari riset tersebut artinya milenial masih membutuhkan rumah tapak untuk mereka jadikan tempat tinggal atau investas dan harganya harus terjangkau,” jelas Maryono, seperti dikutip Merdeka.com, Senin (10/12/2018).
Maryono optimis dapat menggapai demand milenial dari seluruh lapisan masyarakat seperti Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kelas menengah ataupun atas, dan setiap generasi, baik milenial, generasi X, Baby Boomers dan lain sebagainya. Untuk itu, Bank BTN terus berinovasi mengembangkan produk KPR yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Indonesia.(DD)