BTN Angarkan Dana Rp6,7 Triliun untuk Akuisisi Perusahaan Keuangan

Ilustrasi
Maryono, Direktur Utama BTN | Dok. Bank BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menganggarkan dana Rp6,7 triliun untuk ekspansi secara anorganik tahun ini, guna merealisasi rencana untuk mengakuisisi dua perusahaan keuangan yang sudah direncanakan sejak tahun lalu. Kedua perusahaan keuangan tersebut yakni perusahaan manager investasi (MI) dan asuransi.

Kabarnya, BTN akan mengakuisisi anak usaha PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, yakni PT PNM Investment Management (IM). Bank ini ingin mencaplok perusahaan manager investasi guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang setelah Badan Pengeloaan Tabungan Perumahaan Rakyat (BP Tapera) beroperasi.

Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan bahwa akusisi perusahaan MI tersebut akan rampung dan diluncurkan di kuartal I/2019 ini. Dia mengakui, proses akuisisi belum rampung saat ini bukan lantaran mentok di harga antar kedua belah pihak.

“Bukan masalah harga karena kami sama-sama BUMN. Cuma kami perlu menyelaraskan antara persyaratan karena kami berpegangan pada goverment. Prosesnya harus betul-betul government,” kata Maryono, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (28/1/2019).

Maryono menambahkan, proses akuisisi perusahaan MI tersebut tidak hanya karena menunggu BP Tapera terbentuk tetapi BTN juga perlu mengikuti syarat yang diinginkan Badan baru tersebut.

Sementara terkait akuisisi asuransi, Maryono belum bisa menetapkan target karena masih dalam kajian. Rencananya jenis asuransi yang akan dibeli adalah asuransi jiwa. “Kami tinggal cari asuransi jiwa. Kalau asuransi kerugian kami sudah punya,” ungkapnya.

Sementara, tahun ini BTN menargetkan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 15 persen dibandingkan tahun lalu. Khusus DPK ritel diharapkan terkumpul menjadi sekitar Rp58,8 triliun atau tumbuh 15,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, jumlah nasabah baru juga diharapkan bertambah sekitar 1,5 juta rekening. Untuk mencapai target itu BTN pun meluncurkan skema pemberian apresiasi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah ritel yang loyal, yaitu Program Poin Serba Untung (Serbu).

“Tujuan perubahan skema penukaran poin dari Poin Serbu BTN tahun ini adalah menarik sebanyak mungkin nasabah baru, meningkatkan saldo tabungan, dan meningkatkan fee based income (pendapatan nonbunga) dari transaksi nasabah lewat seluruh aplikasi,” ujar Maryono, seperti dikutip Viva.co.id, Senin (28/1/2019).

Untuk memacu semangat nasabah menabung, lanjut Maryono, BTN juga akan memberikan poin kepada nasabah ritel yang aktif menggunakan fasilitas yang diberikan, seperti top up tabungan, mempertahankan jumlah saldo, mengaktifkan fasilitas auto debit dan aktivasi mobile banking atau internet banking.

Selain meraup DPK murah lewat Program Poin Serbu BTN, BTN juga berburu fee based income lewat transaksi elektronik. Adapun transaksi elektronik yang dimaksud adalah transaksi dengan kartu debit maupun dengan aplikasi mobile banking dan internet banking BTN.

“Pertumbuhan e-Commerce dan fintech di Indonesia membuat transaksi digital meningkat pesat dan mengerek fee based income, karena itu sebagai bentuk rewards atau pemberian poin akan menguntungkan nasabah,” tandas Maryono.(DD)