PT Waskita Toll Road (WTR) memastikan untuk tetap melakukan divestasi sejumlah ruas tol. Dalam waktu dekat ini, Perseroan berencana untuk melakukan divestasi tiga ruas tol yang ada di bawah PT Waskita Tol Transjawa. Rencananya, Perseroan bakal melego tujuh ruas tol di Trans Jawa dengan target dana Rp10 triliun.
Direktur Utama WTR, Herwidiakto, mengatakan bahwa divetasi tiga ruas tol yang ada di bawah PT Waskita Tol Transjawa ditargetkan akan terealisasi pada awal April 2018 mendatang.
“Target kami tiga ruas tol di Pantura yang berada di bawah WTT akan terealisasi. minimal sudah MoU awal April,” katanya, seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (22/3/2018).
Tiga tol tersebut merupakan bagian dari 7 tol di Trans Jawa yang akan dijual WTR. Ketujuh ruas itu adalah Kanci-Pejagang, Pejagan-Pemalang, Pemalang-batang, Pasuruan-Probolinggo, Batang-Semarang, Solo -Ngawi, dan Batang-Semarang.
Sementara tol yang ada dibawah PT Waskita Tol Transjawa adalah Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. WTR masih fokus melego tiga ruas tersebut karena perusahaan memiliki porsi mayoritas di ketiganya. Namun Herwi tidak menyebutkan berapa target dana dari divestasi tiga ruas tol tersebut.
Dikatakan, bahwa investor yang akan mengambil alih tersebut ketiga ruas itu Waskita Tol Transjawa ini masih merupakan perusahaan BUMN. “Untuk tiga ruas ini kita akan ada sinergi BUMN. Perusahaannya tidak hanya satu, bisa bermacam-macam. Nanti awal April akan diinformasikan,” ujar Herwi.
Menurut Herwi, minat investor paling tinggi terutama di Tol Becakayu. Dia menambahkan, ada banyak investor yang keluar masuk melakukan kajian untuk mengambil alih proyek itu baik perusahaan lokal maupun asing.
“Permasalahannya tol ini belum seluruh ruasnya beroperasi, sehingga tidak mudah untuk menghitung LHR-nya. Investor-investor itu butuh kajian cukup lama. Kami persilahkan siapapun yang mau masuk, karena ini sifanya one on one,” jelasnya.
Sementara untuk mencegah kasus kecelakaan konstruksi kembali terulang pada jalan tol milik mereka, WTR akan meningkatkan unsur Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3). Selain itu, langkah yang akan dilakukan Perseroan adalah lebih ketat dalam memilih konsultan indenpenden yang akan berhadapan dengan pekerjaan kontraktor.
“Kami akan sempurnakan dalam hal pemilihan konsultan karena mereka yang berhadapan langsung dengan kontraktor di lapangan, bukan kami sebagai Badan Usaha Jalan Tol,” tandas Herwi.
Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku induk usaha WTR, menegaskan akan mengalihkan kepemilikan saham di PT Jasamarga Transjawa Tol sebanyak 35% saham kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajagukguk menjelaskan bahwa Jasamarga Transjawa Tol (JTT) merupakan perusahaan patungan dengan Jasa Marga. Tunggul mengatakan rencana awal yakni dengan melakukan inbreng kepemilikan ruas tol Trans Jawa milik Waskita Karya dan Jasa Marga. Akan tetapi, skema tersebut batal direalisasikan.
Oleh karena itu, sambungnya, WTR selaku anak usaha Waskita Karya mengalihkan kepemilikan saham sebanyak 35% di JTT kepada Jasa Marga senilai Rp437,50 juta. Dengan adanya pengalihan tersebut, Jasa Marga memiliki seluruh saham di JTT. Total nilai saham di perseroan tersebut Rp1,25 miliar.
“Karena skema inbreng tidak jadi dilakukan makanya saham di JTT kami alihkan ke Jasa Marga,” jelas Tunggul, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Kamis (22/3/2018).
Dijelaskan, bahwa pengalihan seluruh kepemilikan hak atas saham milik WTR di JTT tidak berdampak kepada kegiatan operasional maupun kondisi keuangan Perseroan. Pasalnya, sampai saat ini JTT belum menjalankan kegiatan usahanya.(DD)