PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terlihat mulai fokus pada bisnis properti, dalam rangka memanfaatkan aset lahan yang selama ini menganggur. Saat ini Perseroan tengah merampungkan proyek perkantoran yang berlokasi di jalan MT Haryono, Jakarta Timur dan juga daerah Pancoran, Jakarta Selatan.
Untuk proyek yang terletak di jalan MT Haryono, merupakan hasil kerja sama Perseroan dengan PT Waskita Realty. Tahun ini, Perseroan juga akan melakukan pemetaan terhadap lahan-lahan potensial.
Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo mengatakan, proyek itu bermula pada saat kedua perusahaan sama-sama membutuhkan kantor dan RNI memiliki lahan. “Jadi kami membangun gedung bersama bernama Waskita Rajawali Tower,” ungkap Didik, seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (16/2/2018).
Untuk diketahui, proyek tersebut sudah mulai digarap sejak Agustus 2017 dan ditargetkan rampung pada kuartal I-2019. Proyek perkantoran bertajuk Waskita Rajawali Tower tersebut dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 7.400 meter persegi dengan 17 lantai. Nantinya, 5 lantai di gedung perkantoran ini akan dimiliki oleh RNI, sementara sisanya akan dimiliki oleh Waskita Realty.
Lebih lanjut, Didik mengatakan, dari lima lantai yang akan dipakai Perseroan, nantinya akan ada satu lantai yang digunakan untuk kepentingan komersial. Dengan memiliki ruang perkantoran, pihaknya juga bisa menyewakannya lagi untuk memperoleh reccurring income.
“Selama ini kontribusi dari bisnis properti masih kecil sekali, belum sampai 1%. Baru kelihatan hasilnya pada tahun 2019 nanti,” ungkap Didik.
Selain Waskita Rajawali Tower, RNI juga memiliki rencana untuk mengembangkan proyek mixed used di daerah Pancoran, dan tengah menanti proses perizinan selesai lantaran tanah yang digunakan untuk membangun merupakan tanah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Didik mengaku, pihaknya memiliki banyak lahan yang menganggur, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain seperti Surabaya dan Palembang. Dia menyebut beberapa luas lahan yang dimiliki, di antaranya lahan di Kuningan, Jawa Barat seluas 1,7 hektare, Cirebon sebanyak 100 hektare dan Surabaya 10 hektare.
Sementara itu, anak perusahaan RNI, yakni Rajawali Nusindo, menargetkan omzet layanan distribusi dan penjualan yang dilakukan perusahaan mencapai Rp4 triliun pada 2018.
Dalam keterangan yang dikutip Merdeka.com, Direktur Utama Rajawali Nusindo Sutiyono mengatakan, layanan operasional dan non operasional berbasis IT diharapkan dapat mendorong pendapatan hingga 10 persen karena adanya kecepatan pelayanan.
“Kecepatan ini akan menunjang one day service (layanan satu hari). Itu akan mendorong pendapatan, bisa mendorong hingga 10 persen,” ujarnya.
Aanak usaha RNI ini juga mendapat penugasan dari Kementerian Sosial untuk menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) khusus di wilayah Jawa pada 2018. Program tersebut diharapkan dapat menambah omzet penjualan hingga sekitar Rp400-500 miliar.(DD)