PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) resmi mengubah nama perusahaan menjadi PT Bank Mandiri Taspen setelah 20% saham milik PT Pos Indonesia secara resmi diakuisisi oleh PT Taspen (Persero).
Bank Mantap juga meresmikan logo baru Perusahaan sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa dan izin dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 23 Desember 2017 lalu.
"Perseroan melakukan perubahan nama dan logo perusahaan yang sebelumnya PT Bank Mandiri Taspen Pos menjadi PT Bank Mandiri Taspen. Tetapi perseroan tetap menggunakan identitas Bank Mantap," terang Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso dalam publikasinya di Jakarta, Minggu (28/1/2018).
Sebelumnya, Bank Mantap dimiliki oleh tiga Perusahaan yakni PT Bank Mandiri, PT Taspen dan PT Pos Indonesia. Setelah digelar RUPS, saham PT Pos Indonesia sebesar 20 persen diakuisisi oleh PT Taspen.
Direktur Taspen Bagus Rumbogo mengatakan akusisi saham ini merupakan bentuk keseriusan dari perusahaanya untuk memperkuat struktur pemodalan Bank Mantap sebagai bank pensiunan. Bagus mengatakan, PT Taspen telah meyetorkan modal hingga Rp 80 miliar.
"Modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan Bank Mantap sebanyak 20 jaringan kantor dan 50 jaringan low cost network Graha Mantap untuk tahun 2018," katanya.
Sampai dengan akhir 2017 Bank Mantap memiliki 186 jaringan kantor di 28 provinsi. Selain itu, hingga 2017, Bank Mantap telah memiliki total aset hingga Rp 13,68 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 85,2 persen.
Laba perusahaan pada 2017 mencapai Rp 160 miliar. Jumlah laba tersebut naik hingga 215,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk penyaluran kredit mencapai Rp 10,50 triliun. Khusus untuk penyaluran kredit pensiunan mencapai Rp 8,51 triliun.
Meskipun kredit tumbuh tajam, namun Joshepus mengatakan laju non-performing loan (NPL) atau kredit macet masih bisa ditekan pada angka 0,65 persen per Desember 2017. Ia mengatakan terus memperkuat strategi monitoring dari perseroan. "Kita berharap untuk NPL pokoknya tidak tembus 0,8 persen. Sama dengan tahun ini kita jaga angkanya," pungkasnya.(RiP)