PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatat pertumbuhan kredit pada awal Januari 2018 yang naik 7,39% dibanding bulan yang sama tahun 2017 (year on year/yoy). Jumlah tersebut meningkat lebih tinggi dari capaian Januari 2017 yang hanya tumbuh 4,39% secara yoy.
Merujuk laporan keuangan bulan Januari 2018, perusahaan berkode saham BJTM ini membukukan realisasi pembiayaan mencapai Rp30,30 triliun. Pertumbuhan kredit di bulan Januari memang menunjukan tren penurunan pada tiap-tiap tahun.
Dalam keterangan yang dilansir Beritalima.com, Selasa (20/2/2018), Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Satyagraha, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit tersebut lebih dikarenakan terjadinya pelunasan untuk kredit jangka waktu satu tahun, terutama untuk pembiayaan kredit yang dibiayai oleh Pemerintah atau proyek lewat pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kredit akan lebih stabil di posisi April, karena proyek Pemerintah sudah mulai jalan,” ujar Ferdian.
Sekadar informasi, akhir tahun lalu Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit tahun 2017 sebesar 7,01% yoy menjadi Rp 31,75 triliun.
Sementara itu, Bank Jatim memutuskan membagi dividen untuk laba 2017 sebesar Rp660 miliar. Rasio dividen yang dibagikan ini adalah 56,04% dari laba bersih 2017. Keputusan pembagian dividen ini dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Ferdian mengatakan, jika dihitung per lembar saham jumlah dividen yang dibagikan sebesar Rp44,1 per lembar. “Angka ini naik dari dividen per lembar dari laba 2016 lalu sebesar Rp43 atau Rp42 per saham,” kata Ferdian, seperti dilansir Kontan.co.id, Selasa (20/2/2018).
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, rasio dividen 2017 ini turun. Karena rasio dividen untuk laba 2016 sebesar 63%. Penurunan rasio dividen ini karena laba tinggi sedangkan pencadangan juga tumbuh. Sehingga pertumbuhan laba lebih tinggi dibandingkan target dividen. Secara umum untuk nominal dividen untuk laba 2017 naik 2%-3% dari laba 2016.(DD)