PT Bank DKI, berhasil mencatatkan raihan laba kuartal I/2018 sebesar Rp167,42 miliar, naik tipis 3,99% dibandingkan periode yang sama setahun lalu (year on year) yang sebesar Rp161 miliar.
Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi mengatakan, pada periode yang sama pihaknya juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 5,37% NPL gross menjadi 4,08%. Sedangkan NPL bersih (nett) turun dari 2,86% menjadi 2,58% per Maret 2018.
“Membaiknya rasio NPL tersebut didorong oleh upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent (hati-hati),” kata Kresno, dalam keterangannya yang dilansir Kumparan.com, Minggu (29/4/2018).
Kresno menambahkan, beberapa hal lainnya juga dilakukan untuk menekan NPL yaitu dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip “four eyes principles”, sentralisasi proses analisis dan administrasi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perkreditan.
“Bank DKI juga melakukan penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan dan restrukturisasi kredit,” ujarnya.
Berbagai upaya tersebut menjadikan kinerja keuangan di kuartal I/2018 meningkat positif. Selain laba, total aset tumbuh 11,56% dari Rp45,92 triliun per Maret 2017 menjadi Rp51,22 triliun per Maret 2018.
Kresno mengatakan, bahwa pertumbuhan aset perseroan didorong oleh dana pihak ketiga (DPK) yang naik 17,17% dari Rp33,33 triliun menjadi Rp39,05 triliun.
“Adapun komposisi DPK terdiri dari simpanan giro dan tabungan per Maret 2018 yang tercatat masing-masing sebesar Rp8,06 triliun dan Rp6,38 triliun, sedangkan simpanan dana pada deposito tercatat Rp24,6 triliun,” tuturnya, seperti dikutip Bisnis.com, Minggu (29/4/2018).
Kenaikan aset juga ditopang oleh kinerja kredit, meskipun hanya tumbuh satu digit, yakni 4,7%, menjadi Rp25,41 triliun dari periode sebelumnya Rp24,27 triliun.
Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan terjadi pada sektor mikro dan korporasi. Kredit mikro tercatat melesat sebesar 58,76% dari Rp325,16 miliar menjadi Rp516,24 miliar. Adapun, penyaluran kredit korporasi tumbuh 36,34% dari Rp2,95 triliun menjadi Rp4,02 triliun.
“Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan itu telah berhasil mendorong pencapaian laba per Maret 2018, tercatat mencapai sebesar Rp167,42 miliar," ucap Kresno.(DD)