Astra Kantongi Laba Bersih Rp4,98 Triliun di Kuartal I-2018

ilustrasi
Presiden Direktur Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, dalam sebuah pameran otomotif beberapa waktu lalu | Dok. Astra

PT Astra International Tbk membukukan laba bersih konsolidasian grup pada kuartal I-2018 sebesar Rp4,98 triliun, atau tercatat turun 2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp5 triliun.

“Grup Astra diperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari harga batu bara yang stabil, sementara persaingan di pasar mobil diperkirakan semakin meningkat,” kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Selasa (24/4/2018).

Ia mengemukakan, Grup Astra mengalami penurunan kinerja pada sebagian segmen bisnisnya, khususnya pada segmen otomotif dan agribisnis, di mana penurunan ini lebih tinggi dari pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi.

Pada kuartal I-2018, ia memaparkan, laba bersih dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat sebesar 68% menjadi Rp1,5 triliun. Sedangkan, segmen otomotif menurun 8% menjadi Rp2,1 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya kompetisi di pasar mobil. Sementara itu segmen agribisnis mencatatkan laba bersih turun 55% sebesar Rp283 miliar.

Sementara itu tercatat, pendapatan bersih Astra Grup meningkat 14% menjadi Rp55,8 triliun pada kuartal I-2018, seiring dengan peningkatan pendapatan terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif.

Dipaparkan juga, nilai utang bersih, di luar Grup jasa keuangan, mencapai Rp2,4 triliun, dibandingkan dengan nilai kas bersih Rp2,7 triliun per 31 Desember 2017, terutama disebabkan oleh investasi Grup di jalan tol, GO-JEK, dan belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp44,8 triliun, dibandingkan dengan Rp46,1 triliun pada akhir tahun 2017.

Pada bulan Februari 2018, Prijono Sugiarto menyampaikan pihaknya telah menginvestasikan 150 juta dolar AS untuk kepemilikan saham minoritas di GO-JEK, perusahaan teknologi multi-platform terkemuka di Indonesia, yang menyediakan akses ke berbagai macam layanan dari transportasi dan pembayaran hingga jasa antar makanan, logistik serta berbagai layanan on-demand lainnya.(DD)