Boleh dibilang beberapa tahun belakangan ini, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menunjukkan jati dirinya sebagai “Agen Pembangunan Nasional”. Saat ini, sebanyak 143 perusahaan BUMN tengah berlomba-lomba untuk mendukung pembangunan di segala bidang.
Hal ini di dorong oleh semangat Pemerintah melalui Kementerian BUMN selaku regulator yang terus ingin memperlihatkan peran perusahaan BUMN yang harus memberikan manfaat lebih bagi negara dan masyarakat pada umumnya. Startetegi demi strategi pun terus dilakukan, salah satunya adalah dengan menjalankan program “Sinergi Nasional” antara perusahaan BUMN.
Di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo, perusahaan BUMN yang awalnya dianggap berjalan sendiri-sendiri, kini dituntut untuk bersinergi atau saling bantu-membantu satu sama lain, yang tujuannya adalah bukan hanya untuk mencari keuntungan semata, namun lebih pada untuk memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat.
Strategi saling bantu-membantu itu pun, terbilang cukup berhasil. Di mana dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, terjadi penurunan dari jumlah perusahaan yang merugi. Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M. Soemarmo mengatakan, sejak menjabat Menteri BUMN pada 2014, terdapat 24 perusahaan BUMN yang mengalami kerugian, namun hingga 2017 yang lalu, jumlah perusahan pelat merah yang merugi berkurang menjadi 13 perusahaan dan ditargetkan 2019, seluruh perusahaan BUMN tak lagi merugi.
Menurunnya perusahaan BUMN yang merugi, juga dibarengi dengan keuntungan BUMN yang naik sekitar 30 persen dari sebelumnya sekitar Rp148 triliun pada akhir 2014, menjadi Rp183 triliun.
“Kami laporkan ini kerja keras Direksi, manajemen BUMN, 143 perusahaan. Tahun 1998 keuntungannya Rp14 triliun. Sekarang akhir 2017 keuntungan mencapai Rp187 triliun. Akhir 2014 Rp143 triliun. Berarti dalam 3 tahun bisa meningkat Rp44 triliun, Aset yang tadinya Rp4.387 triliun di akhir tahun 2014, sekarang di akhir 2017 lalu, menjadi Rp7.212 triliun,” jelas Rini, seperti dikutip Detik.com, akhir pekan kemarin.
Saat ini, negara memiliki sebanyak 143 perusahaan BUMN yang bergerak di 13 sektor. Namun, dari kesemuanya itu tidak semuanya dalam kondisi keuangan yang sehat dan sudah merugi hingga puluhan tahun.
“Tantangan ketika itu bagaimana menyatukan perusahan BUMN ini dalam satu pemikiran, sebab selama ini jalan sendiri-sendiri,” katanya.
Selain mencari keuntungan, Pemerintah pun menekankan agar perusahaan BUMN dapat ikut berperan lebih dalam pembangunan infrastruktur. Hal tersebut pun dibuktikan dengan peran BUMN yang terus hadir dalam setiap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang mendukung perekonomian Indonesia secara langsung seperti pembangunan tol laut, darat dan udara serta proyek-proyek yang mendukung peningkatan elektrifikasi dan pemertaan ekonomi di wilayah terluar.
Dalam keterangan yang dilansir Industry.co.id, Rini menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, tercatat sudah 568 km jalan tol telah di bangun, atau hampir mencapai panjang jalan tol yang dibangun sejak tahun 1980 hingga tahun 2014 yang tercatat sepanjang 700 km. Di sisi lain, rasio elektrifikasi Indonesia saat ini sudah mencapai 95% yang didukung dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang mencapai 17.000 MW atau sudah melampaui 50% dari yang ditargetkan Pemerintah sebesar 35.000 MW hingga 2019.
Selain itu, perusahaan BUMN juga dituntut untuk melakukan peningkatan daya saing dan peran BUMN dalam pembangunan nasional melalui kekuatan skala ekonomis dan holdingisasi serta sinergi. Sinergi BUMN diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan menguatkan BUMN yang satu terhadap BUMN yang lain yang pada akhirnya mampu mendorong kekuatan BUMN untuk mengakselerasi pembangunan proyek-proyek strategis nasional melelaui sebuah pengelolaan yang terintegrasi. Sinergi BUMN juga membuat BUMN itu lebih tertata secara profesional dan dinamis, bisa mengikuti perkembangan dunia.
Bukan itu saja, dalam 3 (tiga) tahun belakangan ini, perusahaan BUMN pun saling bersinergi dalam program sosial kemasyarakatan. Di mana kali ini, BUMN tidak hanya berjalan sendiri-sendiri dalam melaksanakan program bantuan sosial kemasyarakatan, namun banyak diantara BUMN yang saling bersinergi dalam memeberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Hal ini lebih pada untuk memeberikan pemenuhan kebutuhan pada masyarakat dari segala sektor kebutuhan.(DD)