PT Angkasa Pura (Persero) II atau AP II, membukukan laba usaha pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp93.800 juta atau sebesar 7,60% dari Rp1.234.376 juta pada tanggal 30 Juni 2017 menjadi Rp1.328.176 juta pada periode yang sama tahun 2018.
Hal ini terutama disebabkan karena peningkatan dari pendapatan usaha Perseroan sebesar Rp730.374 juta yang melebihi peningkatan beban usaha Perseroan yang hanya sebesar Rp636.575 juta.
Pendapatan usaha AP II meningkat 19,33% dari Rp3.777.539 juta pada tanggal 30 Juni 2017 menjadi Rp4.507.913 juta. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan pada pendapatan aeronautika dan non-aeronautika masing-masing sebesar Rp564.034 juta atau 24,24% dan Rp166.340 juta atau 11,46%.
“Potensi pariwisata di Indonesia masih dapat dikembangkan. Upaya pemasaran pariwisata dapat dilakukan di wilayah Indonesia Barat yang menyasar warga mancanegara Asia Tenggara kelas menengah-atas yang berlibur akhir pekan di Indonesia. Juga untuk penumpang domestik di mana perkembangan ekonomi pada wilayah ini cukup pesat, sehingga secara natural akan berimbas pada peningkatan jumlah penumpang,” kata Director of Finance AP II, Andra Y Agussalam, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Minggu (11/11/2018).
Sementara itu, AP II saat ini tengah mengikuti proses lelang untuk mengelola Bandara Internasional Clark di Manila, Filipina. Andra menuturkan, pihaknya tak mengikuti lelang sendirian, melainkan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan AirAsia Grup dan salah satu perusahaan swasta asal Filipina.
“Filipina sudah terbuka, mereka mengundang investor asing untuk mengelola dan mengembangkan bekas pangkalan udara perang dengan Amerika Serikat (AS),” papar Andra, seperti dikutip dari Cnnindonesia.com, Minggu (11/11/2018).
Andra menambahkan, berdasarkan hitung-hitungan bisnis, AP II perlu menggelontorkan dana sebesar Rp350 miliar untuk perusahaan patungan yang di bangun bersama AirAsia Grup dan perusahaan swasta asal Filipina tersebut jika menang dalam tender. Angka itu setara dengan kepemilikan saham sebesar 35%.
“Lelang sedang berproses, pesertanya ada juga Zurich Airport dan Changi Airport,” jelas Andra.(DD)