Antam Siapkan Belanja Modal Rp120 Miliar untuk Eksplorasi

Ilustrasi
Salah satu produk Antam yang dalam proses QC | Dok. Antam

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, terus memacu kinerja produksi dan penjualan pada tahun ini, guna mempertahankan kesinambungan bisnis dengan menyiapkan belanja modal Rp120 miliar untuk aktivitas eksplorasi. Upaya ini dilakukan Perseroan untuk menjaga cadangan dan sumber daya mineralnya.

Sebagai bagian dari upaya itu, Direkur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan anggaran dana sebesar Rp120 miliar lebih untuk aktivitas eksplorasi ketiga komoditasnya, yakni emas, nikel dan bauksit. Angka itu, naik sekitar empat kali lipat dibandingkan dana eksplorasi yang dikeluarkan Antam pada tahun lalu.

Berdasarkan laporan bulanan eksplorasi Perseroan, sepanjang tahun lalu, Antam mengeluarkan dana sebesar Rp30,06 miliar sebagai biaya eksplorasi ketiga komoditasnya. Emas, menjadi prioritas dengan menghabiskan dana eksplorasi sebanyak Rp14,11 miliar yang terutama dihabiskan untuk eksplorasi model geologi dan pemboran di wilayah Pongkor, Bogor, pemboran inti di Cibaliung, Banten, serta tinjuan ke beberapa daerah prospek.

“Dengan kondisi cadangan dan sumber daya emas yang terbatas, maka saat ini Antam memfokuskan pencarian sumber emas tambahan,” kata Arie, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (28/1/2019).

Arie mengungkapkan, upaya yang dilakukan Perseroan ialah dengan secara organik melakukan aktivitas eksplorasi rutin di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Antam, serta menjajaki sejumlah area yang dinilai prospektif. Di samping itu, Arie pun bilang bahwa Antam tengah mengkaji opsi untuk melakukan akuisisi aset tambang emas yang memiliki profil baik.

Sayang, Arie masih enggan untuk membuka detail opsi tersebut. “Ya secara inorganik Antam melakukan kajian atas kemungkinan akuisisi tambang untuk tetap menjaga posisi cadangan emas perusahaan,” ungkap Arie.

Sementara, Perseroan baru saja menyampaikan pencapaian kinerja produksi dan penjualan yang cukup signifikan hingga akhir tahun kemarin, dengan membukukan volume produksi dan penjualan feronikel dan emas tertinggi sepanjang sejarah.

Di mana Perseroan berhasil membukukan volume produksi unaudited feronikel sebesar 24.868 ton nikel dalam feronikel (TNi), meningkat 14,27% dibandingkan dengan capaian 2017 yang sebesar 21.762 TNi. Perseroan mencatatkan penjualan unaudited feronikel pada 2018 mencapai 24.135 TNi, tumbuh 10,31% dibandingkan dengan 2017 yang sebesar 21.878 TNi. Kenaikan produksi dan penjualan feronikel tersebut didukung oleh stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 27.000 TNi per tahun.

Selain itu, emiten dengan sandi ANTM tersebut membukukan capaian penjualan emas tertinggi Perseroan. Pada tahun lalu, ANTM mencatatkan volume penjualan unaudited emas sebesar 28.258 kg atau melonjak 114,04% dibandingkan  dengan 2017 yang sebesar 13.202.

Pada tahun lalu, volume produksi unaudited emas ANTM tercatat sebesar 1.953 atau cenderung stabil secara yoy. Adapun, kenaikan penjualan emas tersebut merupakan hasil dari strategi pengembangan pasar emas baik domestik maupun ekspor oleh Perseroan.

Arie menyampaikan, capaian produksi dan penjualan feronikel serta penjualan emas tertinggi sepanjang sejarah tersebut memperkuat landasan perseroan untuk terus berekspansi pada tahun ini, pada komoditas emas, nikel, dan bauksit.

“Fundamental perusahaan akan semakin solid pada 2019 dengan ditopang peningkatan kinerja operasi, upaya efisiensi biaya, serta inovasi dalam penciptaan nilai tambah komoditas Antam,” ungkap Arie, seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (28/1/2019).(DD)