PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana melakukan pertumbuhan anorganik pada tahun ini, untuk melengkapi pertumbuhan organik yang dilakukan. Setidaknya ada tiga pertumbuhan anorganik yang akan dilakukan pada tahun ini.
Pertama adalah akuisisi bank kecil BUKU II atau BUKU I. Kedua adalah akuisisi Bahana Artha Ventura dan Bahana Sekuritas. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Suprajarto, yang mengatakan bahwa saat ini bank sedang menjajaki untuk mengakusisi satu bank BUKU I dan II.
“Masih penjajakan, belum tau apakah akan masuk BRI atau ke anak usaha misalnya BRI Agro,” kata Suprajarto, seperti dikutip Kontan.co.id.
Selain melakukan akuisisi bank kecil, BRI juga akan melakukan akuisisi terhadap anak usaha Bahana. Hal ini seiring roadmap holding keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat ini BRI telah menyeleisaikan akuisisi terhadap 35% saham Bahana Artha Ventura (BAV). Pada Juni 2018, BRI akan menyelesaikan akuisisi terhadap 65% saham BAV.
Selain akuisisi perusahaan ventura, BRI juga akan mengakuisisi perusahaan sekuritas Bahana. Namun menurut Suprajarto selain Bahana Sekuritas, BRI juga membuka opsi akuisisi perusahaan sekuritas dari perusahaan lain. Untuk merealisasikan hal ini, BRI sudah menganggarkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk belanja modal.
Sementara itu, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp7,42 triliun pada kuartal I-2018, atau naik 11,4% year on year (yoy) dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 6,66 triliun. Sedangkan aset Perseroan tumbuh sebesar Rp1.119,24 triliun atau naik 12,4% dibandingkan tahun lalu Rp996 triliun.
Dalam keterangan yang dilansir Liputan6.com, Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, kenaikan laba bersih tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh dua digit di atas rata rata industri perbankan nasional. Di mana pada kuartal I-2018, secara konsolidasi Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp757,68 triliun atau naik sebesar 11,2% dibandingkan periode kuartal I-2017 sebesar Rp681,27 triliun.
“Pencapaian tersebut di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Maret 2018 yang tercatat 8,5%,” kata Haru.
Haru mengatakan, peningkatan penyaluran kredit utamanya karena kenaikan penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di mana penyaluran kredit ke segmen UMKM tercatat senilai Rp584,7 triliun atau 77,2% dari keseluruhan portofolio kredit BRI.(DD)