Anak Usaha Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp10,54 Triliun

ilustrasi
Lapangan produksi yang dikelola Pertamina EP | Dok. Pertamina EP

Anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina EP (PEP) berhasil membukukan laba bersih sebesar USD753 juta atau sekitar Rp10,54 triliun (kurs Rp14.000/USD). Capaian tersebut didukung produksi migas yang mencapai 101% dari target.

PEP mencatat target kinerja positif per akhir Desember 2018. Tercatat produksi minyak untuk Pertamina EP adalah 79.690 BOPD atau 96% dari target 83.000 BOPD, sedangkan untuk produksi gas Pertamina EP adalah 1.017 MMSCFD atau 103% dari target 986 MMSCFD. Untuk total produksi minyak dan gas Pertamina EP adalah 255 MBOEPD atau 101% dari target 253 MBOEPD.

“Kami bersyukur karena produksi minyak dan gas (ekuivalen) PT Pertamina EP melebih target yang sudah ditetapkan pada rencana kerja,” ungkap Presiden Direktur PEP, Nanang Abdul Manaf, dalam keterangannya yang dilansir laman Pertamina, Selasa (22/1/2019).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil kontribusi seluruh pekerja dan mitra kerja Pertamina EP tanpa terkecuali. Sepanjang tahun 2018, strategi yang dijalankan untuk mendukung pencapaian produksi antara lain adalah well service, bor pengembangan, work over, implementasi water flood, well service, dan well intervention. Kegiatan perawatan sumur yang sudah dijalankan diharapkan dapat mendukung lifetime sumur existing sehingga menjadi lebih panjang.

Nanang juga berharap bahwa PEP dapat menemukan prospektif pemboran baru dengan nilai komersialitas yang tinggi. Kontributor untuk produksi minyak Pertamina EP terutama dari Asset 4 dan Asset 5, serta untuk kotributor produksi gas Pertamina EP berasal dari Asset 2, Asset 4, dan Asset 5.

Pencapaian Pertamina EP lainnya adalah penurunan decline rate di tahun 2018 menjadi incline rate sebesar 7%. Hal tersebut merupakan prestasi tersendiri dan cukup progresif dari beberapa tahun terakhir.

Nanang juga menjelaskan strategi untuk mencapai rencana kerja tahun 2019 antara lain adalah untuk memenuhi aspek HSSE, fokus eksekusi program kerja bor, work over, well service, dan well intervention yang sudah direncanakan, monitor terintegrasi proses pengadaan, monitoring progress fisik dan biaya secara rutin, sinergi antar fungsi sebagai dasar eksekusi Rencana Kerja, serta cost effectiveness. Salah satu implementasi di akhir tahun 2018 lalu adalah melaksanakan kegiatan pemboran yang merupakan rencana kerja 2019, bahkan beberapa tajak sumur dilaksanakan di malam pergantian tahun.(DD)