Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yakni PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 86,7% di kuartal I/2018, menjadi sekitar Rp98,03 milyar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama MTF, Arya Suprihadi menuturkan, kenaikan laba bersih ini ditopang kenaikan penyaluran pembiayaan (lending) sebesar Rp6,6 triliun, atau tumbuh 44,3% dibandingkan periode yang sama 2017. “Kenaikan penyaluran pembiayaan kredit kendaraan MTF jauh melebihi rata-rata industri pembiayaan atau multifinance nasional,” tuturnya, seperti dikutip Neraca.co.id, Selasa (5/6/2018).
Arya menjelaskan, di tengah pertumbuhan signifikan kinerja penyaluran pembiayaan tersebut, MTF tetap konsisten menjalankan bisnis secara kehati-hatian, yang terlihat dengan tingkat Non-Performing Loan yang tetap terkendali, yakni di posisi 0,75% per 31 Maret 2018. Sementara dari sisi aset, hingga akhir Maret 2018, MTF telah mencatat aset Rp15,9 triliun, tumbuh 39% dari Rp11,4 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy).
Arya yakin MTF dapat tumbuh secara berkesinambungan dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia. Perseroan sendiri optimis perkembangan industri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia masih akan tumbuh.
MTF menilai industri pembiayaan tahun ini masih berpotensi tumbuh lebih baik ketimbang tahun lalu. Dus, hal ini pun diyakini bisa membantu mengerek laba perusahaan sepanjang 2018.
Terkait hal tersebut, Direktur MTF Armendra menilai potensi profabilitas perusahaannya masih cukup terbuka sejalan dengan kondisi ekonomi yang dinilai masih cukup stabil.
Di tahun 2018, lanjut Armendra, MTF memasang target pembiayaan Rp24 triliun naik dari tahun 2017 yang sebanyak Rp22,2 triliun. Ia optimistis pihaknya bisa membukukan kenaikan laba sebesar dua digit sepanjang tahun 2018. “Setidaknya profit tahun ini bisa tumbuh di atas 10% dari realisasi tahun 2017,” kata dia, dalam keterangannya yang dilansir dari Kontan.co.id, Selasa (5/6/2018).
Selain dengan mengejar penyaluran pembiayaan, Armendra menambahkan perusahaannya pun berupaya untuk menekan beban. Termasuk dari beban pencadangan dengan menekan rasio kredit bermasalah.(DD)