PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kenaikan laba bersih sbesar 259,5% pada uartal I-2018 dengan raiahan laba bersih sebesar Rp929 miliar, atau meningkat cukup signifikan dari laba bersih kuartal I-2017 yang sebesar Rp258,41 triliun.
Berdasarkan keterangan yang dilansir Kontan.co.id, Kamis (26/4/2018), pendapatan AKRA pada kuartal I-2018 tercatat mencapai Rp5,83 triliun. Hasil ini naik 34,33% year on year (yoy) dari pendapatan kuartal pertama 2017 lalu sebesar Rp4,34 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan AKRA sepanjang kuartal I-2018 tercatat sebesar Rp5,41 triliun. Dengan begitu, laba bruto emiten tersebut menjadi Rp415,68 miliar.
Pendapatan AKRA selama kuartal pertama lalu disokong oleh perdagangan dan distribusi BBM, kimia dasar, dan lainnya sebesar Rp5,58 triliun. Pendapatan dari pabrikan, adhesive, dan produk lainnya sebesar Rp109,38 miliar. Pendapatan dari jasa logistik, pelabuhan dan transportasi, penyewaan tangki penyimpanan, dan lain-lain sebesar Rp142,82 miliar. Adapun pendapatan tanah kawasan industri lainnya tercatat sebesar Rp1,13 miliar.
Total ekuitas AKRA pada kuartal I-2018 sebesar Rp9,96 triliun atau naik 10,42% dari kuartal pertama tahun sebelumnya sebesar Rp9,02 triliun. Total liabilitas AKRA naik 14,89% dari Rp7,79 triliun di kuartal I-2017 menjadi Rp8,95 di kuartal pertama tahun berikutnya. Hingga kuartal pertama 2018, AKRA memiliki total aset senilai Rp18,92 triliun. AKRA juga memiliki nilai kas dan setara kas sebesar Rp1,84 triliun.
Seperti diketahui, tahun lalu AKRA berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 20% menjadi Rp18.288 miliar di tahun 2017 dari Rp15.213 miliar di tahun 2016. Laba bersih meningkat sebesar 19% menjadi Rp1.202 miliar di tahun 2017 dari Rp1.011 miliar di tahun 2016.
Bisnis bahan kimia dasar menunjukkan kinerja yang kuat dengan pendapatan meningkat sebesar 36% menjadi Rp4.545 miliar, didukung oleh kenaikan volume 12,6% yoy menjadi 1.418 kMT pada tahun 2017 dari 1.259 kMT pada tahun 2016.
Presiden Direktur AKR, Haryanto Adikoesoemo menyatakan, di tahun 2017 AKRA terus memperkuat fondasi bisnisnya untuk dapat tumbuh lebih jauh lagi di masa depan. Pendapatan AKRA tumbuh 20% didukung oleh perbaikan kondisi di industri pertambangan, perubahan preferensi konsumen di segmen BBM Ritel, dan seiring dengan meningkatnya permintaan bahan kimia dasar di Indonesia,” ujar Haryanto, dalam keterangannya yang dilansir dari laman Perseroan, Kamis (26/4/2018).
“AKRA berencana untuk fokus dalam pengembangan bisnis utama Perusahaan di pasar domestik. Proyek JIIPE juga menunjukkan perkembangan yang signifikan selama tahun 2017 dan meningkatkan kontribusinya dalam pendapatan konsolidasi Perseroan,” tandas Haryanto.(DD)