PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana untuk merilis obligasi senilai Rp1,5 triliun pada semester II/2019 untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) Perseroan tahun ini.
Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, mengatakan tahun ini Perseroan memiliki kebutuhan dana capex senilai Rp4 triliun sehingga Perseroan membutuhkan pendanaan tak hanya dari internal Perseroan, juga dari pendanaan luar.
“Tahun depan kita ada rencana raising fund dari pasar modal, obligasi senilai Rp1,5 triliun untuk memenuhi capex,” kata Budi, dalam keterangannya yang dilansir CNBCIndonesia.com, Sabtu (12/1/2019).
Dia menjelaskan, tahun ini Perseroan memiliki kebutuhan belanja yang akan digunakan untuk membangun pengelolaan air bersih di Bendungan Karian, Rangkas Bitung, Lebak, Banten. Dana yang diperlukan untuk melakukan pembangunan ini mencapai Rp4 triliun.
Selain itu, Perseroan juga masih memiliki kebutuhan untuk membiayai pembangunan sejumlah jalan tol. Kebutuhan dana ini juga diperlukan perusahaan untuk membiayai bisnis anak usahanya.
Adapun tahun ini Perseroan menargetkan untuk bisa mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp30 triliun.Sementara, di tahun 2018, Perseroan berhasil melampaui target perolehan kontrak baru.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata, menjelaskan bahwa sepanjang tahun lalu, Perseroan berhasil mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp24,8 triliun. “Ini perhitungan di luar pajak. Jumlah ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan perusahaan di awal tahun lalu, yakni Rp23,3 triliun,” terang dia, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Sabtu (12/1/2019).
Pada tahun ini, Syahgolang mengungkapkan, Adhi Karya menargetkan kontrak baru bisa tumbuh secara konservatif, yaitu sekitar 5%. Bila menggunakan acuan raihan kontrak baru pada tahun lalu, maka emiten ini berpotensi meraih kontrak baru sebesar Rp26,04 triliun. “Hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik yang belum dapat diprediksi menjelang Pemilihan Umum 2019,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syahgolang menuturkan, fokus investasi Perseroan di 2019 masih berada di proyek jalan tol, air dan properti. Namun pihaknya juga mengkaji potensi di sektor lain, seperti bandar udara. Tahun ini, Perseroan juga tengah mengejar target pengoperasian kereta ringan alias Light Rail Train (LRT) yang direncanakan beroperasi di pertengahan 2019.(DD)