PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan pertumbuhan laba yang cukup signifikan di sepanjang 2017. Perseroan berhasil membukukan laba sebesar US$483,29 juta, naik 44,43% dari perolehan laba di tahun 2016 yang sebesar US$334,62 juta.
Pertumbuhan laba tersebut didukung dari pendapatan usaha yang naik 29,08% menjadi US$3,25 miliar pada tahun 2017 dibanding periode sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$2,52 miliar.
Pendapatan usaha Perseroan didorong kenaikan 34% pada harga jual rata-rata. Divisi pertambangan dan perdagangan batu bara Adaro Energy menyumbangkan 93% pendapatan usaha, seiring pengembangan yang berkelanjutan terhadap bisnis non batu bara.
Pada 2017, produksi batu bara Perseroan mencapai 51,79 metrik ton (MT) yang berasal dari seluruh tambang operasional. Beban pokok pendapatan naik 15% menjadi US$2,11 miliar pada 2017 dibanding periode sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$1,83 miliar.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, bahwa pencapaian kinerja yang solid ini berkat disiplin biaya yang tinggi dan keunggulan operasional serta dukungan sektor batu bara yang semakin baik.
“Walaupun harus menghadapi tantangan cuaca buruk di sepanjang tahun, kami berhasil mempertahankan keandalan pasokan maupun posisi keuangan yang sehat, yang memungkinkan perusahaan untuk terus mendukung program-program pemerintah dalam membangun negara serta mempertahankan komitmen terhadap masyarakat di sekitar lokasi operasional melalui program pemberdayaan yang efektif,” ujar Garibaldi Thohir, seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (7/3/2018).
Sementara itu, dalam keterangannya yang dilansir Okezone.com, Rabu (7/3/2018), Garibaldi Thohir menuturkan, bahwa Perseroan memiliki optimisme di 2018 untuk menangkap peluang yang ditawarkan oleh pasar untuk menopang pertumbuhan perseroan.
Adapun EBITDA Perseroan tercatat naik 47% menjadi US$1,31 miliar yang didorong oleh kenaikan rata-rata harga jual (ASP) sepanjang tahun. Total aset Perseroan naik menjadi US$6,81 miliar dari posisi aset tahun lalu sebesar US$6,52 miliar. Sedangkan total liabilitas turun dari US$2,73 miliar menjadi US$2,72 miliar di 2017.(DD)