PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membuka tahun 2018 dengan pencapaian yang cukup memusakan pada kurtal I-2018, dengan mencatatkan peningkatan pendapatan usaha menjadi Rp734 miliar atau naik 45% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp506 miliar.
Dalam keterangan yang dilansir Sindonews.com, Rabu (15/4/2018), dijelaskan bahwa proporsi pendapatan Perusahaan diperoleh melalui sektor infrastruktur sebesar 72%, sektor konstruksi 14%, sektor fondasi 7% serta lainnya sebesar 7%.
Perusahaan juga berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 26% menjadi Rp39 miliar dari Rp31 miliar di tahun 2017. Total aset yang dimiliki ACST pada kuartal I-2018 tercatat sebanyak Rp6,23 miliar. Angka ini juga naik 17,48% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,30 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp4,75 triliun dari yang sebelumnya Rp3,89 triliun.
Total ekuitas ACST tercatat tumbuh tipis 2,68% pada kuartal I-2018 menjadi Rp1,47 triliun. Di tahun sebelumnya, total ekuitas ACST sebanyak Rp1,43 triliun. Laba bersih yang dibukukan pada kuartal I-2018 sebesar Rp38,92 miliar, naik 27,14% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30,61 miliar.
Sektor infrastruktur masih memegang peranan sebagai kontributor terbesar sehubungan dengan adanya kemajuan progress fisik pengerjaan proyek infrastruktur yang kini sedang dikerjakan oleh Perusahaan, yakni Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Jalan Tol JORR II: Ruas Kunciran-Serpong, dan Light Rail Transit (LRT) Ruas Cawang-Dukuh Atas. Tahun ini, ACST membidik target kontrak baru sekitar Rp10 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan pencapaian tahun 2017 sebesar Rp8,4 triliun.
Sementara dalam keterangan yang dikutip Wartaekonomi.com, Rabu (25/4/2018), Sekretaris Perusahaan sekaligus Investor Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari mengatakan, bahwa hingga kuartal pertama ini, ACST belum mendapat kontrak baru. Hal ini dikarenakan masih terlibatnya Perusahaan dalam proses tender beberapa proyek strategis dan prestisius di Indonesia.
“Acset berencana untuk menangani proyek-proyek berskala besar. Kami pun bakal menerapkan strategi kerja sama operasi/joint operation guna menyatukan kekuatan, baik dari segi kapasitas finansial, teknologi, dan sumber daya lainnya,” jelasnya.
Di tahun 2018, lanjut Maria, Perusahaan akan dihadapkan dengan banyak peluang emas yang dapat membuat Perusahaan terus menjadi yang terdepan di bidangnya. Dengan semaraknya program percepatan pembangunan infrastruktur nasional, Perusahaan akan melakukan intensifikasi partisipasi dalam bidang tersebut, bekerja sama dengan mitra kontraktor BUMN maupun swasta.
"Untuk mendukung inisiatif ini, Perusahaan juga akan mempertajam kemampuannya di bidang soil improvement dan juga marine works yang mana sekarang dilakukan melalui salah satu anak perusahaan yakni PT Dredging International Indonesia. Acset juga terus mendorong safety dan kualitas pekerjaannya sebagai elemen kunci diferensiasi Perusahaan yang dapat mengantarkannya untuk menjadi The Largest Private Construction Company di tahun 2020,” tandasnya.(DD)