2018, PLN Asumsikan Penjualan Listrik Tumbuh 5,15%

ilustrasi
Presiden Jokowi saat mengunjungi warga yang mendapatkan program pemasangan listrik gratis PLN | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, mengasumsikan pertumbuhan penjualan listrik sepanjang 2018 sebesar 5,15% sedangkan jumlah pelanggan diasumsikan sebesar 71,9 juta. Meski agak melambat dari target, namun Perseroan tetap bangga akan proyeksi pertumbuhan tersebut.   

‎Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso, mengatakan bahwa realisasi penjualan listrik sepanjang 2018 diasumsikan mencapai 232 tWh, atau tumbuh 5,15% dari penjualan 2017. Namun, pertumbuhan tersebut tidak sesuai yang diharapkan sebesar 7%.

“Asumsi pertumbuhan penjualan listrik 2018 5,15%,” kata Iwan, dalam keterangannya yang dilansir Liputan6.com, Rabu (30/1/2019).

Iwan mengatakan, penyebab pertumbuhan penjualan listrik melambat pada 2018 adalah, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mempengaruhi konsumsi listrik nasional.

“K‎urang sedikit dari target 2018 arena pertumbuhan ekonomi,” tutur dia.

Untuk pertumbuhan pelanggan sepanjang 2018 mencapai 5,65% dari 2017 sebesar 68 juta ‎pelangan menjadi 71,9 juta pelanggan. Sementara daya tersambung listrik juga mengalami kenaikan menjadi 130.281 Mega volt Amper (MvA) dari tahun sebelumny 112.018 MvA.

Sementara, Perseroan menargetkan penjualan listrik pada tahun ini bisa meningkat menjadi 245 Terra Watt hour (TWh) atau 5% dibandingkan tahun lalu. Target itu lebih banyak disumbang sektor industri dan rumah tangga.

Menurut Iwan, sektor rumah tangga bahkan bisa menyumbang 50% dari total penjualan. “Sumbangan industri 40% dan rumah tangga 50%. Di Jawa lebih banyak industri,” ujar Iwan, seperti dikutip Katadata.co.id, Rabu (30/1/2019).

Sebagai informasi, sejak 2014 konsumsi listrik nasional terus meningkat. Pada 2014 konsumsi listrik tercatat 878 kWh per kapita. Kemudian pada 2015 mencapai 918 kWh per kapita dan pada 2016 terus meningkat sebesar 956 kWh per kapita.(DD)