TANGGUH MENGHADAPI TANTANGAN UNTUK WUJUDKAN KEJAYAAN BANGSA
PT TIMAH (Persero) Tbk sebagai Perusahaan Perseroan didirikan tanggal 02 Agustus 1976, dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pertambangan timah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995. PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, hilirisasi hingga pemasaran. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi juga bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha mereka.
Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dibidang perbengkelan dan galangan kapal, penambangan non timah, jasa pelayanan kesehatan, agrobisnis, properti, pemasaran logam timah dan hilirisasi produk timah. Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Cilegon, Banten serta Kepulauan Riau & Riau.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Perseroan mencapai Rp6,97 triliun
Perseroan melewati masa‐masa sulit pada tahun 2016. Pada Triwulan I, Perseroan masih mencatatkan kerugian sebesar Rp138,84 miliar, dan pendapatan menurun sebesar 5,22% dibandingkan realisasi tahun 2015 dari semula sebesar Rp1.374,02 miliar menjadi Rp1.302,30 miliar. Sementara itu, Beban Pokok Pendapatan mengalami kenaikan sebesar 5,85% dibandingkan realisasi tahun 2015 dari semula sebesar Rp1.224,06 miliar menjadi Rp1.295,65 miliar. Setelah melewati Triwulan I kinerja keuangan terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan membaiknya harga komoditi timah, sehingga pada akhir Desember 2016 pendapatan Perseroan mencapai Rp6,97 triliun, naik dibanding tahun 2015, yang mencapai Rp6,87 triliun. Pendapatan sebesar itu merupakan 76% dari target yang ditetapkan Perseroan, yakni Rp9,2 triliun. Kontribusi pendapatan dari bisnis timah masih dominan, mencapai 95% dari total pendapatan, sama dengan tahun 2015. Adapun produk non-timah dan bisnis berbasis kompetensi dari anak‐anak perusahaan baru mampu menyumbang pendapatan sebesar 5%, sama dengan tahun 2015.
Realisasi Laba Bersih tahun 2016 tercatat sebesar Rp251,97 miliar, naik 148% dibandingkan tahun 2015, yang mencapai angka Rp101,56 miliar, atau 37% dari target yang ditetapkan dalam RKAP tahun 2016. Dari sisi produksi, Perseroan mencatat volume produksi bijih timah turun sebesar 8% menjadi 24.121 Ton, antara lain dikarenakan beberapa tahun terakhir Perseroan kurang intensif dalam melakukan investasi khususnya investasi alat produksi. Sedangkan produksi logam timah naik sebesar 13% menjadi 23.756 Mton. Sementara itu, volume penjualan logam timah turun sebesar 11% menjadi 26.677 Mton dibandingkan tahun sebelumnya.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Usaha
Tahun 2016, Perseroan membukukan Pendapatan Usaha sebesar Rp6.968.294, naik 1,37% apabila dibandingkan dengan tahun 2015, yang membukukan Pendapatan Usaha senilai Rp6.874.192 juta. Peningkatan/Penurunan Pendapatan Usaha tersebut, terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata logam timah sepanjang tahun 2016 yang mencapai 14% dari sebesar US$16,313/Mton pada tahun 2015 menjadi sebesar US$18,408/Mton pada tahun 2016.
Laba Bersih
Laba Tahun Berjalan dari Operasi yang Berjalan adalah laba yang diperoleh dari hasil operasi di tahun buku yang berjalan setelah dikurangi dengan taksiran utang pajak. Pada tahun 2016, Perseroan membukukan Laba Tahun Berjalan dari Operasi yang Berjalan sebesar Rp251.969 juta, naik 148% dibandingkan tahun 2015, yang mencapai Rp101.561 juta.
Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih yang digunakan untuk menghitung Laba Per Saham dasar untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing Rp.251.969 juta dan Rp101.561juta. Dengan demikian maka Laba Bersih Per Saham Perseroan untuk tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah senilai Rp34 dan Rp14. Laba Bersih Per Saham tahun 2016 naik 148% dibandingkan tahun 2015.
RENCANA STRATEGIS
Sebagai suatu badan usaha yang terus berkembang, PT TIMAH (Persero) Tbk dituntut untuk terus meningkatkan kinerja dan nilai Perseroan bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Perseroan telah menetapkan 4 (empat) pilar/strategi pengembangan usaha, yaitu Pertambangan timah dan mineral ikutan timah, pertambangan non-timah, hilirasi dan bisnis berbasis kompetensi. Dengan strategi pengembangan usaha tersebut, Perseroan sebagai badan usaha dengan core bussiness pertambangan timah akan mengarahkan pengembangan usaha di bidang industri hilir (hilirisasi - downstream), khususnya tin chemical, tin solder dan industri mineral ikutan timah (Monazite - logam tanah jarang). Di samping itu, Perseroan juga akan melakukan diversifikasi usaha di bidang layanan kesehatan (rumah sakit) dan di bidang properti. Diversifikasi usaha tersebut diharapkan mampu menjaga performa Perseroan agar tetap baik ditengah fluktuasi bisnis pertimahan.
Prospek bisnis pertimahan masih cukup baik, antara lain, karena belum adanya produk substitusi timah sebagai bahan baku industri, khususnya industri elektronik sehingga konsumsi timah dunia diperkirakan akan terus meningkat, serta ditunjang oleh kecenderungan harga timah yang terus membaik. Menurut rencana, PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN yang akan berada dalam naungan holding dengan induk perusahaan PT INALUM (Persero). Selain PT TIMAH (Persero) Tbk, dua BUMN lain yang akan berubah status menjadi anak perusahaan adalah PT ANTAM (Persero) Tbk dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Di samping itu, kepemilikan saham Pemerintah Republik Indonesia di PT Freeport Indonesia juga akan dialihkan pengelolaannya kepada PT INALUM (Persero) yang akan berfungsi sebagai investment holding.
Holding BUMN Pertambangan bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi Pemerintah sebagai pemegang saham dan bagi pemangku kepentingan lainnya dalam jangka panjang melalui pengelolaan sumber daya mineral dan batubara secara efisien, menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi, membuka peluang lapangan kerja baru dan mendukung pengembangan masyarakat dan daerah di sekitar operasi. Berdasarkan RKAP 2017, Perseroan menargetkan produksi bijih timah sebesar 35.100 ton, logam timah sebesar 35.550 metrik ton, dan meningkatkan penjualan logam timah menjadi sebesar 35.550 metrik ton logam timah di tahun 2017. Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dan penjualan produkproduk hilir timah, seperti tin solder dan tin chemical serta pengembangan Rare Earth Element (REE) di masa mendatang.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id