WUJUD KERJA NYATA MEMBANGUN INDONESIA
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau disingkat PT RNI (Persero) terus memperkuat komitmen untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui semangat BUMN Hadir untuk Negeri yang dicanangkan oleh pemerintah, PT RNI (Persero) tak pernah berhenti memperbaiki kinerja di semua bidang yang terkait dengan bisnis Perusahaan.
Di tengah ketatnya persaingan di sektor industri dan perdagangan, PT RNI (Persero) semakin memantapkan langkah untuk mewujudkan target sebagai perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perdagangan dan properti. Tentu saja, seluruh pencapaian kinerja positif PT RNI (Persero), khususnya di sepanjang 2016, tidak lepas dari kerja nyata seluruh pemangku kepentingan. Sebagai salah satu BUMN, wujud kerja nyata yang dilaksanakan PT RNI (Persero) tidak hanya ditujukan untuk memperkuat daya saing Perusahaan, namun juga dimaksudkan untuk memberikan kontribusi pada pembangunan di Indonesia.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Laba Bersih sebesar Rp247,25 miliar
Salah satu pilar utama (backbone) bisnis PT RNI (Persero), yaitu industri gula sangat rentan terhadap harga komoditas gula dan kondisi iklim. Harga penjualan gula rata-rata tahun 2016 sebesar Rp10.354/kg lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 sebesar Rp8.145/kg. Kondisi harga yang baik ini berlawanan dengan produktivitas hasil produksi yang turun karena rendemen yang dicapai 6,27%, di bawah target anggaran 7,52% dan rendemen tahun lalu 8,49%, sehingga produksi gula turun sebesar 37.908 ton atau 12% dari tahun lalu. Meskipun demikian pilar gula secara konsolidasi masih memberikan kontribusi laba yang positif.
Kinerja perusahaan tahun 2016 membukukan laba bersih sebesar Rp247,25 miliar (514% dari anggaran perusahaan), dan di atas realisasi tahun lalu yang hanya mencapai Rp69 miliar. Pencapaian laba tersebut utamanya karena adanya peningkatan pendapatan non usaha lainnya sebesar Rp266 miliar yang berasal dari revaluasi properti investasi sebesar Rp215,79miliar, pelunasan Piutang Optima Rp13,5 miliar dan pendapatan selisih harga penjualan gula tahun 2015 PT PG Rajawali I dengan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Rp28 miliar.
Pendapatan industri gula memberikan kontribusi 30% terhadap jumlah pendapatan konsolidasi, dan tercapai 84% terhadap anggaran sehubungan dengan iklim kemarau basah tahun ini sehingga produktivitas menurun. Sedangkan pendapatan perkebunan memberikan kontribusi 5% dan 81% di bawah anggaran karena rendahnya produktivitas kebun. Produksi CPO hanya tercapai 25% dikarenakan turunnya produktivitas kebun dan TBS Plasma tidak diolah ke PKS PT Mitra Ogan sehubungan dengan harga TBS di luar PTP Mitra Ogan dihargai lebih tinggi.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Laba Rugi Komprehensif
Realisasi pendapatan usaha (penjualan) tahun 2016 sebesar Rp5,06 triliun, turun 10,11% dibanding tahun 2015 sebesar Rp5,63 triliun. Beban pokok penjualan juga menurun 12,51%, dari Rp4,37 triliun menjadi 3,82 triliun. Sementara itu realisasi beban usaha mencapai Rp1,01 triliun, naik 11,3% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp912,36 miliar.
Laba Usaha
Laba usaha di 2016 sebesar Rp218,71 miliar, turun 36,4% dibanding tahun 2015 sebesar Rp343,91 miliar. Pendapatan lain-lain mencapai Rp361,65 miliar di 2016.
Laba sebelum Pajak
Laba sebelum pajak mencapai Rp302,32 miliar. Laba tahun berjalan atau laba bersih meningkat 258,33%, dari Rp69 miliar di 2015 menjadi Rp247,25 miliar di 2016.
RENCANA STRATEGIS
PT RNI (Persero) menatap tahun 2017 dengan optimisme. Hal ini didasari oleh proyeksi membaiknya perekonomian dunia yang diperkirakan tumbuh 3,4% di 2017. Harga komoditas juga diperkirakan membaik seiring dengan prediksi atas perbaikan ekonomi negaranegara maju. Namun, munculnya beberapa factor risiko seperti perlambatan ekonomi Tiongkok akan terus diwaspadai.
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% di 2017 juga menjadi dasar optimisme PT RNI (Persero). Hal ini diperkuat dengan perbaikan regulasi, makroekonomi yang relatif terjaga, dan iklim investasi yang semakin membaik. Akan tetapi, beberapa factor seperti peningkatan upah buruh dan tarif listrik, peningkatan target penerimaan negara dari sektor pajak diperkirakan akan terjadi dan secara langsung ataupun tidak akan meningkatkan beban produksi Perusahaan.
Di samping optimalisasi bisnis inti dan aset, PT RNI (Persero) juga tetap akan melakukan pengembangan bisnis berbasis kompetensi inti. Properti merupakan bisnis yang akan digeluti PT RNI (Persero) untuk memperkuat finansial perusahaan. Aset tanah di Jakarta, Surabaya dan Cirebon akan dijadikan area komersial. Pembenahan organisasi dan upgrade SDM tentu saja dibutuhkan untuk menunjang perubahan lingkungan bisnis.
Fokus strategi bisnis pilar industri agrobisnis meliputi peningkatan jumlah pasokan bahan baku, peningkatan efisiensi biaya produksi dan perbaikan parameter produksi. Strategi bisnis pilar industri farmasi dan alat kesehatan difokuskan pada perbaikan kualitas produk dan layanan untuk mendukung perbaikan harga jual, terbentuknya organisasi pemasaran yang handal, pertumbuhan penjualan tiap tahun yang terus meningkat, pengembangan produk baru atau perubahandiferensiasi produk, peningkatan margin penjualan dan penurunan biaya produksi. Strategi bisnis pilar industri distribusi dan perdagangan difokuskan kepada penerapan ISC (Integrated Supply Chain) bagi semua anak perusahaan, ekspansi pasar secara bertahap dan prudent, peningkatan kinerja bisnis yang ada melalui perbaikan infrastruktur dan manajemen, perbaikan level of services, serta perluasan area pemasaran dan layanan. Sementara strategi pilar industri properti difokuskan untuk menciptakan aset properti yang dimiliki menjadi lebih produktif.
Pendapatan usaha (penjualan) pada tahun 2017 ditargetkan Rp6,31 triliun, naik 24% dibanding realisasi tahun 2016 sebesar Rp5,06 triliun. Beban pokok penjualan ditargetkan mencapai Rp4,74 triliun, naik 23% dari realisasi tahun 2016 yang mencapai Rp3,82 triliun. Laba kotor perusahaan ditargetkan Rp1,56 triliun, naik 26% dibanding tahun 2016 yang mencapai Rp1,23 triliun. Sementara itu, pada tahun 2017, produksi gula ditargetkan 310.302 ton, naik 9% dari realisasi tahun 2016 yang mencapai 283.820 ton. Produksi CPO ditargetkan naik 180%, dari 18.465 ton di 2016 menjadi 51.726 ton di RKAP 2017.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id