PT PERTAMINA (PERSERO)

PT PERTAMINA (PERSERO) Laporan Tahunan 2016

EMBRACING CHANGE, LEVERAGING CHALLENGES

Penurunan harga minyak dunia telah membawa perubahan besar dalam tatanan ekonomi global dan berimbas pada perlambatan kinerja seluruh korporasi dunia. Pertamina memaknai setiap tantangan sebagai bagian dari dinamika usaha yang mendorong menghadapi perubahan. Di sektor hulu, rendahnya harga minyak menjadi peluang untuk terus berekspansi mengakuisisi blok-blok migas internasional untuk mengamankan pasokan minyak mentah sebagai upaya mendukung ketahanan energi nasional. Di sektor hilir, Pertamina terus melakukan revitalisasi kilang untuk menghasilkan produk melalui inisiatif-inisatif breakthrough project, telah menghasilkan memberikan dampak keuangan yang melampaui ekspektasi.

Dengan struktur keuangan yang semakin membaik, Pertamina terus melanjutkan kegiatan investasi hulu dan pengolahan serta pengembangan infrastruktur hilir migas untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang. Dengan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki, Pertamina percaya diri melangkah ke depan meraih visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Pertamina mencatat Laba bersih sebesar USD3,15 miliar

Dalam kondisi ekonomi yang belum stabil dan penurunan harga minyak yang masih berlangsung, Pertamina mampu menghasilkan kinerja optimalnya. Perusahaan pada tahun 2016 berada di puncak tertinggi kinerja keuangan, yang ditandai dengan keberhasilannya memperoleh laba bersih sebesar USD3,15 miliar. Pencapaian laba bersih tersebut juga diikuti dengan pencapaian EBITDA tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan yaitu sebesar USD7,56 miliar dan EBITDA margin sebesar 20,73%. Walaupun terjadi penurunan penjualan sebagai dampak dari penurunan harga migas, namun kondisi tesebut justru menjadi pendorong untuk melakukan efisiensi di semua lini operasi yang ditandai dengan peningkatan margin laba kotor dan efisiensi biaya.

Pertamina mengakuisisi 24,53% saham Maurel et Prom (M&P)

Dalam kondisi penurunan harga migas yang masih terus berlangsung di tahun 2016, Pertamina mampu mempertahankan produksi migas pada tingkat 650 MBOEPD. Pertamina juga berhasil meningkatkan cadangan migas baik P1 maupun C2, namun masih belum berhasil meningkatkan nilai reserve replacement ratio. Sepanjang tahun 2016 Perusahaan memperoleh beberapa wilayah kerja baru dan memperpanjang wilayah kerja yang terminasi antara lain kepastian perpanjangan pengelolaan ONWJ dengan sistem gross split serta perolehan wilayah kerja Kampar dan East Ambalat. Perusahaan melakukan akuisisi 24,53% saham Maurel et Prom (M&P) melalui mekanisme tender offer. Proses akuisisi akan dilanjutkan pada tahun 2017 dengan target Pertamina memperoleh pengendalian atas M&P sehingga dapat mengakui cadangan migas perusahaan di luar negeri untuk kepentingan ketahanan energi nasional. Pada sektor panas bumi, Pertamina menjadi motor penggerak pengembangan energi panas bumi Indonesia. Pertamina saat ini memberikan pasokan energi panas bumi pada beberapa pembangkit listrik dengan total produksi sebesar 3.043GWh pada tahun 2016.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penjualan dan Pendapatan Usaha Lainnya
Pada tahun 2016 Pertamina membukukan penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar USD36,49 miliar, turun 12,6% dibandingkan USD41,76 miliar pada tahun 2015 dan 86,3% dari target sebesar USD42,26 miliar.

Return on Equity (ROE)
ROE Pertamina pada tahun 2016 sebesar 22,77%, lebih tinggi dibandingkan RKAP 2016 sebesar 12,82% disebabkan lebih tingginya proporsi kenaikan laba setelah
pajak dibandingkan dengan kenaikan modal sendiri. Realisasi laba setelah pajak sebesar USD3,15 miliar, lebih tinggi USD1,54 miliar atau 95,3% dari target laba setelah
pajak RKAP sebesar USD1,61 miliar. Sedangkan realisasi saldo modal sendiri pada tahun 2016 sebesar USD13,82 miliar, lebih tinggi sebesar USD1,25 miliar atau 10,0% dari saldo modal sendiri RKAP 2016 sebesar USD12,57 miliar. Kenaikan realisasi laba setelah pajak disebabkan proporsi penurunan penjualan dan pendapatan usaha lainnya lebih rendah dari pada proporsi penurunan beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya.

Return on Investment (ROI)
ROI Pertamina pada tahun 2016 sebesar 17,86%, lebih tinggi dibandingkan dengan RKAP 2016 sebesar 12,20% disebabkan kenaikan EBITDA dan penurunan capital
employed. Realisasi EBITDA tahun 2016 sebesar USD7,56 miliar, lebih tinggi USD2,14 miliar dari EBITDA pada RKAP 2016 sebesar USD5,42 miliar akibat kenaikan laba sebelum pajak yang disebabkan proporsi penurunan penjualan dan pendapatan usaha lainnya lebih rendah dari pada proporsi penurunan beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya. Sedangkan realisasi capital employed Pertamina tahun 2016 sebesar USD42,34 miliar atau 95,3% dari target sejalan dengan realisasi investasi yang hanya Mencapai 86,7% dari target.

Aset
Pada tahun 2016, jumlah aset Pertamina sebesar USD47,23 miliar, naik 3,8% dari USD45,52 miliar pada tahun 2015. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan aset lancar
Sebesar 13,3%.

Ekuitas
Jumlah ekuitas per 31 Desember 2016 tercatat sebesar USD22,07 miliar, meningkat 13,3% dari USD19,47 miliar pada periode yang sama tahun 2015.

RENCANA STRATEGIS

Pertamina mendukung pencapaian target bauran energi primer tahun 2025, yaitu Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23%, minyak bumi sebesar 25%, batu bara sebesar 30%, dan gas bumi sebesar 22%. Prospek EBT di Indonesia sangat besar dengan potensi geothermal sebesar 28,91 GW, Biomassa 32,65 GW, microhydro 74,66 GW dan solar cell 104 Kwh/m2. Pertamina melihat prospek usaha yang baik di sektor EBT untuk menambah sumber-sumber pendapatan. Permintaan biofuel pada tahun 2025 diprediksi akan cukup besar sesuai target pemerintah yang mewajibkan pemanfaatan biodiesel sebesar 30% (dari total volume diesel), bioethanol sebesar 20% (dari total volume gasoline), serta bioavtur sebesar 5% (dari total volume avtur konvensional).

Keberhasilan investasi yang dilakukan di Malaysia, Irak dan Algeria, membuktikan bahwa Pertamina mampu meningkatkan cadangan migas untuk ketahanan energi melalui investasi di luar negeri. Strategi ini akan terus dilakukan di masa depan mengingat cadangan migas di Indonesia jumlahnya terbatas, sementara kebutuhan energi migas semakin meningkat. Kegiatan akuisisi M&P yang dilakukan di akhir tahun 2016 akan dilanjutkan pada tahun 2017 sampai diperolehnya pengendalian penuh sehingga Pertamina dapat mengakui cadangan migas dari wilayah kerja yang dimiliki oleh M&P.

Efisiensi yang telah dicanangkan sebagai pilar strategi utama akan terus dilanjutkan di masa depan. Penurunan harga migas selama lebih dari dua tahun terakhir menjadikan kepekaan terhadap efisiensi di semua lini operasi semakin tinggi. Bisnis hulu migas banyak melakukan inovasi untuk dapat bertahan dalam kondisi harga migas yang rendah. Jika kondisi ini dipertahankan maka akan melahirkan budaya efisiensi di semua lini organisasi.

Keterangan:


Tahun
2016
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
710
Kantor Akuntan Publik
Purwanto, Sungkoro & Surja (Ernst & Young Indonesia)
Biro Administrasi Efek
N/A
Kustodian
N/A
Agen Pemeringkat
N/A
Persatuan Karyawan
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB)
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
pertamina,energi,bumn,indonesia

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF