PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV Laporan Tahunan 2015

PROVIDE A SUSTAINABLE VALUE FOR STAKEHOLDERS

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Perseroan Berhasil Mencapai Laba Tahun Berjalan sebesar Rp. 399,31 miliar

Dengan dukungan penuh dari seluruh karyawan dan stakeholder, perseroan berhasil mencapai laba tahun berjalan sebesar Rp. 399,31 miliar. Total asset konsolidasian sebesar 13,83 triliun meningkat Rp. 2,85 triliun atau 125,96% dari tahun sebelumnya.

Penurunan harga komoditas dan pengaruh elnino di akhir semester II tahun 2015 sangat mempengaruhi kinerja keuangan dan produksi perseroan. Realisasi produksi TBS kebun sendiri sebesar 2,24 juta ton meningkat 94.818 ton atau 4,41% dari tahun 2014, Realisasi pembelian TBS tahun 2015 sebesar 486,93 ribu ton menurun sebesar 251.261 ton atau 34,04% dari tahun 2014. Total produksi TBS pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 156.447 ton atau 5,41% dari tahun sebelumnya dengan total produksi pada tahun 2015 sebesar 2,73 juta ton. Berdasarkan target produksi yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2015.

Total Nilai Penjualan tahun 2015 sebesar Rp5,19 triliun

Capaian produksi TBS Kebun Sendiri tahun 2015 sebesar 2,24 juta ton atau 84,65% dari RKAP. Capaian produksi TBS pembelian tahun 2015 sebesar 486,83 ribu ton atau 64,52% dari RKAP. Total Produksi TBS kebun sendiri dan pembelian sebesar Rp. 2,73 juta ton dibawah RKAP sebesar 723 ribu ton atau 79,09 dari RKAP. Total nilai penjualan tahun 2015 sebesar dari Rp5,19 triliun atau 82,17% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar nilai penjualan perseroan pada tahun 2015 sebesar 98,25% atau senilai 5,10 triliun untuk penjualan dalam negeri dan 1,75% atau senilai Rp. 90,86 miliar untuk penjualan ekspor.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aset
Pada tahun 2015 Total aset mengalami peningkatan dari Rp. 10,98 triliun di tahun 2014 menjadi Rp.13,83 triliun di tahun 2015 atau meningkat sebesar Rp.941,15 miliar atau 125,94%.

Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar Rp108,26 miliar dari semula Rp1,97 triliun di tahun 2014 menjadi Rp. 1,86 triliun di tahun 2015. Liabilitas Jangka Panjang mengalami peningkatan sebesar Rp155,07 miliar dari semula Rp4,81triliun di tahun 2014 menjadi Rp.4,97 triliun pada tahun 2015.Total liabilitas mengalami peningkatan 46,81 miliar dari semula Rp. 6,78 triliun di tahun 2013 menjadi 6,83 triliun pada tahun 2015.

Penjualan
Total nilai penjualan tahun 2015sebesar dari Rp5,19 triliun menurun sebesar Rp. 1,12 triliun atau 17,84% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar nilai penjualan perseroan pada tahun 2015 sebesar 98,25% atau senilai 5,10 triliun untuk penjualan dalam negeri dan 1,75% atau senilai Rp. 90,86 miliar untuk penjualan ekspor.

Laba Tahun Berjalan
Laba tahun berjalan untuk Entitas Induk setelah pajak pada tahun 2015 mencapai Rp 396,15 miliar menurun sebesar Rp. 420,80 dari tahun 2014. Realisasi laba tahun berjalan konsolidasi tahun 2015 sebesarRp 399,11miliar menurun Rp. 452,86 miliar atau hanya 46,86% dari tahun sebelumnya.

RENCANA STRATEGIS

Prospek industri kelapa sawit di Indonesia dinilai masih bagus dan akan tetap menjadi industri yang berkembang baik walau perekonomian global sedang melemah. Terkait dengan harga CPO, diprediksi tahun 2016 masih akan tertekan. Harga CPO diperkirakan maksimum USD 550-600 per ton (harga FOB), dengan adanya factor koreksiberupa CPO Supporting Fund sebesar USD 50 per ton, akan menjadi hanya USD 500 per ton. Untuk mencapai tingkat harga ini pun cukup berat karena tergantung beberapa pra-syarat berupa: (1) program pemerintah B-20 (penggunaan biodiesel 20%) dapat dilaksanakan, (2) berlanjutnya fenomena elnino yang berakibat menekan
tingkat produksi TBS, (3) pembentukan Dewan Negara Produsen CPO Indonesia-Malaysia (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) terlaksana, dan (4) sumber minyak nabati yang menjadi substitusi CPO seperti minyak kedelai, bunga matahari dan rape seed akan mengalami gagal panen.

Tahun 2016 jumlah produksi CPO diperkirakan berada di kisaran 33 juta sampai 35 juta ton atau meningkat tipis dari produksi tahun ini yang diperkirakan mencapai 33 juta ton. Ada pun konsumsi CPO domestik tahun 2016 diperkirakan naik 3 juta ton, dari tahun 2015 menjadi 10,92 juta ton. Sedangkan besaran ekspor diperkirakan turun sebesar 23 juta hingga 24 juta ton, atau turun dari tahun 2015 yang diprediksi mencapai 25,7 juta ton. Dengan terus berkembangnya industri kelapa sawit, perusahaan merencanakan untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit dengan memproduksi minyak goreng bekerjasama dengan salah satu mitra bisnis BUMN yang strategis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke.

Selain itu Perseroan juga sedang membangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) dengan kapasitas terpasang 2 x 1.000 KWH di Mandoge dan Bah Jambi. Perseroan juga telah melakukan ekspansi bisnis untuk perluasan kebun kelapa sawit ke Sulawesi dan Aceh melalui anak perusahaan PT Agro Sinergi Nusantara dan PT Sinergi Perkebunan Nusantara. Untuk memperkuat daya saing saat ini kedua anak perusahaan tersebut sedang dalam proses pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) yang direncanakan selesai pada semester I tahun 2016.

Keterangan:


Tahun
2015
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
284
Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Sungkoro & Surja - A member firm of Ernst & Young Global Limited
Biro Administrasi Efek
N/A
Kustodian
N/A
Agen Pemeringkat
N/A
Persatuan Karyawan
Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN PTPN IV)
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
perkebunan nusantara 4,laporan tahunan,2015,ptpn IV,bumn,agro,kelapa sawit,teh

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF